EDUCARE.CO.ID,
JAKARTA – Berawal dari peristiwa kerusuhan di tahun 1998 lalu,
terbersit rasa gundah yang mendalam pada diri Ratna Megawangi, pendiri
dan direktur eksekutif Indonesia Heritage Foundation (IHF). Ketika itu,
Ratna tak habis pikir, mengapa masyarakat Indonesia yang dikenal ramah
menjadi seperti itu? Bukankah di sekolah sudah diajarkan pendidikan
moral?
‘’Sejak di bangku sekolah dasar, pemberian pendidikan moral melalui
pelajaran sudah diberikan hingga kuliah namun masih banyak orang yang
melakukan kekerasan, korupsi merajalela, hilangnya rasa empati dan
banyak lagi,’’ ungkap Ratna.
Menurutnya, seperti ada sesuatu yang hilang antara sistem pembelajaran dengan praktik sehari-hari di lingkungan. ‘’Ada something wrong yang
harus segera dibenahi. Oleh karena itulah kami terdorong untuk membuat
sebuah sistem pendidikan yang bisa membangun karakter yang positif,’’
paparnya.
Pendidikan di Indonesia, ungkap Ratna, saat ini yang terlalu
berorientasi pada pengembangan akademik menjadi sebuah masalah yang
kurang memerhatikan pengembangan aspek karakter seperti tanggung jawab, disiplin,
kepedulian, kreativitas, sosial, dan emosi. ‘’Sedangkan pendidikan
karakter harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dengan
melibatkan aspek knowing and reasoning the good, feeling and loving the good, dan acting the good. Di luar itu juga yang dirasa penting adalah keteladanan dari pemimpin dan guru. Yang bisa dijadikan contoh,’’ katanya.
Anak yang kualitas karakternya rendah, lanjut Ratna, adalah
anak yang tingkat perkembangan sosial-emosinya rendah. Anak tersebut berisiko
untuk tidak mampu mengontrol diri, sulit belajar, kreativitasnya tidak
berkembang, dan sulit untuk melakukan interaksi sosial.
Manusia Holistik
Atas dasar pemikiran tersebut, pada Juni 2000 melalui Indonesia
Heritage Foundation (IHF) lahir sekolah model dengan sistem Pembelajaran
Holistik Membangun Karakter. ‘’Diperlukan manusia holistik atau utuh (whole person)
yang cakap dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan dan cepat
berubah serta memiliki kesadaran spiritual yang menyatakan bahwa dirinya
adalah bagian dari keseluruhan (the person within a whole),’’ ujar Ratna,
Manusia holistik, papar Ratna, adalah manusia yang berkembang
secara seimbang dan menyeluruh dalam semua dimensinya. ‘’Yakni dari sisi akademik, fisik atau motorik, emosi, sosial, budaya, kreativitas, dan spiritual yang nantinya akan terbentuk manusia yang lifelong learners (pembelajar sejati) dan berkarakter mulia,’’ ungkapnya.
Manusia yang berkembang secara utuh/holistik akan membentuk manusia
yang bijak. Ada sembilan kualitas karakter manusia yang berkembang
secara holistik. Inquirer; selalu ingin tahu dan bertanya, merupakan sifat alami manusia yang selalu bertanya dan ingin tahu. Critical and creative thinker, berpikir kritis dan kreatif. Knowledgeabl, berpengetahuan
luas, mempunyai ketertarikan yang besar pada masalah-masalah global
yang relevan dan penting sehingga selalu meluangkan waktu untuk membaca
dan mengeksplorasi pengetahuannya secara solid dan membumi.
Efective communicator, komunikasi yang efektif, mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan efektif, baik secara verbal maupun tertulis. Risk taker, berani mengambil resiko, dengan optimis dan percaya diri serta berani mengambil risiko untuk menggunakan ide serta strategi baru. Open minded, bersikap terbuka terhadap segala perbedaan yang ada.
Caring, peduli kepada orang lain dan lingkungan sekitar, sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain serta lingkungannya. Integrity, integritas moral, memegang teguh prinsip moral, kejujuran, bersikap objektif dan adil. Dan companssion, rasa kasih sayang dan kepedulian.
Sekolah Model
Saat ini IHF yang berlokasi di Jalan Raya Jakarta Bogor Km 31 Nomor
46, Cimanggis, Depok ini telah merintis membuat sekolah model pendidikan
pra-sekolah berbasis karakter yang berkualitas tetapi juga dapat
dilakukan dan dijalankan oleh masyarakat dengan biaya yang murah. Model
ini adalah sebuah usaha untuk melakukan pendidikan karakter secara
holistik yang melibatkan tiga aspek yaitu mengetahui, mencintai dan
melakukan kebajikan.
“Semai Benih Bangsa” demikian program ini dinamakan dan saat ini
sudah ada 100 SBB yang tersebar di Jakarta, Depok, Bogor, Banten, Tegal,
Sukabumi dan Kabupaten Aceh Utara. Untuk yang terakhir terdapat 80 SBB,
hal ini untuk mengatasi trauma dari konflik berkepanjangan dan bencana
tsunami dan gempa bumi. Selain SBB, IHF juga memiliki progam TK Karakter
yang berlokasi di Cimanggis dan Pantai Indah Kapuk, SD Karakter dan SMP
Karakter di Cimanggis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar