Memahami bahasa yang dituturkan oleh
pihak lain adalah sebuah proses decoding, yakni meresapkan kode-kode
yang diterima ke dalam pemahamannya, baik kode-kode tersebut melalui
sarana bunyi maupun tulisan. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan
aktif seseorang dalam berbahasa, dan biasa disebut dengan kemampuan
aktif reseptif.
Menyimak
dan membaca merupakan dua kemampuan berbahasa yang bersifat aktif
reseptif. Untuk mengetahui tingkat kemampuan reseptif dari menyimak dan
membaca, dibutuhkan tes yang memenuhi persyaratan dalam menggali
kemampuan tersebut. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tes menyimak dan membaca.
Tes Kemampuan Menyimak
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih ban yak daripada bahasa tulisan. Karenanya tes kemampuan berbahasa lisan (dalam hal ini menyimak) perlu mendapat perhatian yang memadai.
Kegiatan berbahasa yang pertama kali dilakukan adalah kegiatan menyimak atau mendengar apa yang dituturkan orang lain melalui sarana lisan. Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan berbicara dan pemahaman terhadap pembicaraan yang dilakukan. Hal itu akan lebih nyata terlihat pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada umumnya, dalam masyarakat, proses bahasa secara lisan jauh lebih ban yak daripada bahasa tulisan. Karenanya tes kemampuan berbahasa lisan (dalam hal ini menyimak) perlu mendapat perhatian yang memadai.
Selama
ini, tes kemampuan menyimak kurang mendapat perhatian dalam penerapan
tes pada siswa. Pada siswa SMA, tes kemampuan menyimak dianggap telah
dikuasai siswa dengan baik sesuai dengan kemampuan menyimak secara
alami. Tes menyimak, justru merupakan tes proses selama pengajaran
berlangsung, bukan merupakan tes khusus atas kemampuan menyimak yang
dihadapkan pada siswa. Tes kemampuan menyimak terfokus pada salah satu
kemampuan tertentu, keterampilan yang menuntut siswa untuk mengenali
bunyi-bunyi tertentu secara teliti. Keterampilan menyimak secara
diskrit misalnya siswa diminta membedakan fonem-fonem tertentu seperti
pakta dan fakta, masa dengan massa, kafan dengan kapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar