Halaman

Sabtu, 16 Juni 2012

TRAINING PEMBELAJARAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER

TRAINING PEMBELAJARAN HOLISTIK BERBASIS KARAKTER


I. PENDAHULUAN


Latar belakang


Berdasarkan fakta yang telah kita saksikan sendiri dan dikalangan masyarakat itu sendiri,banyak terjadi perilaku beresiko seperti alkohol,obat obatan,dan sex bebas,tawuran antar pelajar, antar desa/kelompok/suku, pembunuhan sadis baik terhadap sesama, juga terhadap saudara sendiri, malah terhadap orang tunya sendiri. dan masih banyak perilaku terpuruk dari bangsa kita pada saat ini..


10 tanda kemunduran bangsa THOMAS RICKONA


1.Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja

2.Penggunaan bahasa dan kata kata yang buruk
3.Pengaruh per grup yang kuat dalam tindak kekerasan
4.Meningkat nya perilaku yang merusak diri seperi narkoba,sex bebas,dan alkohol.
5.Kaburnya pedoman moral baik dan buruk
6.Penurunan etos kerja
7.Rendah nya rasa hormat kepada orang tua dan guru
8.Rendah nya rasa tanggung jawab baik sebagai individu maupun warga negara.
9.Ketidakjujuran yang telah membudaya
10.Ada nya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

Seminar pendidikan karakter INDONESIA HERITAGE FOUNDATION membagun bangsa berkarakter.


TUJUAN

Pendidikan karakter di taman kanak kanak bertujuan untuk menanamkan moral /karakter kepada anak sejak usia dini .
Kualitas karakter sangat menentukan kemajuan bangsa.
1.Jujur dan dapat diandalkan
2.Bila dipercaya dan tepat waktu
3.Bisa menyesuaikan diri dengan rang ain
4.Bisa bekerjasama dengan atasan
5.Bisa menerima dan menjalankan kewajiban
6.Mempunyai motivasi kuat untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas diri
7.Berpikir bahwa diri nya berharga

Perlu nya pendidikan karakter pada usia dini

1.Usia paling efektif membangun karakter di bawah 10 tahun
2.Kematangan kepribadian seseorang dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil
3.Pendidikan berkarakter mengoptimalkan fungsi otak kiri dan otak kanan sehingga menekan
pengaruh tak tengah {instink hewani}
4.Kesiapan anak masuk SD ditentukan oleh kecerdasan emosi bukan kemampuan baca tulis

Faktor faktor penyebab kegagalan anak bukan aspek kognitif tetapi karakter,aspek karakter ,aspek karakter penentu keberhasilan percaya diri,ingin tahu,motivasi,kontrol diri,kerjasama,persahabatan,empati,kemampuan untuk fokus,dan komunikasi.



II. PENERAPAN PILAR KARAKTER


PILAR 1.cinta tuhan dan segala ciptaan nya

Ajarkan anak mengucapkan kata pujian terhada Allah ketika melihat sesuatu yang indah,ketika mendapatkan nikmat ucapkan “Subhanallah”dan Alhamdulillah” ketika mendapatkan sesuatu atau ucapan kekaguman dan mencakupkan anak pada perasaan terhadap kebesaran tuhan atas nikmat setelah diberikan kepada mereka,serta memberi nya tanggung jawab dan merasa betap penting nya keberadaan anak daam keluarga.

PILAR 2. kemandirian dan tanggung jawab

Tunjukkan penghargaan terhadap usaha anak,dan berikan motivasi agar anak mencoba,minta pertimbangan anak mengenai pertanyaan.Setiap anak,jangan mengomentari kekurangan anak pada orang lain,jangan menggunakan kalimat negatif terhadap anak,perlu nya kerjasama orang tua dan guru,jangan mematikan harapan keinginan anak.

PILAR 3.kejujuran /amanah dan diplomatis

Agar pilar terlaksana dan dapat dimengerti oleh anak,berikan contoh yang baik,ingatkan anak selalu jujur baik dalam perkataan maupun daam perbuatan .Bila ada kejadian dikelas yang menuntut suatu kejujuran ingatkan anak tentang kejujuran.Hargai setiap perbuatan dan perkataan anak yang bersikap jujur baik dengan pujian maupun dengan penghargaan lain nya.

PILAR 4. hormat dan santun

1.Latih dan biasakan bermain bersama dengan rekan nya
2.Tumbuhkan rasa keyakinan pada anak perbuataan yang baik seperti sikap sopan santun akan
disayangi orang tua,guru,dan teman.
3.Bimbing anak jika melakukan kesalahan dan beri konsekwensi dari perbutan tersebut
4.Ajak anak sesekali menonton film berkarakter dan bimbing anak tersebut

PILAR 5. dermawan,suka menolong dan gotong royong

1.Biasakan anak untuk berbagi dengan teman nya
2.Biasakan daam kegiatan anak untuk bekerja sama dan bergotong royong dan berikan pengertian tentang kemudahan dan kesuksesan dalam bekerja sama dan bergotong royong dalam mencapai suatu tujuan.
3.Setiap akhir kegiatan biasakan untuk membersihkan secara gotong royong
4.Berikan penghargaan kepada anak yang bersikap dermawan,tolong menolong,dan kerjasama

PILAR 6.percaya diri,kreatif,dan pekerja keras

1.Setiap anak yang berbuat baik berikanlah pujian karena nanti nya ia akan termotivasi untuk
melakukan perbuatan yang lebih baik
2.Memberikan pujian kepada anak untuk membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut
3.Jika anak melakukan kegiatan harapkanlah pada si anak untuk melakukan dengan sempurna
4.Tunjukan kepada anak bahwa diri nya penting dengan perlakuan yang baik
5.jangan pusatkan perhatian pada tingkah laku yang buruk,berpendapat bahwa hal ini akan
mendorong anak akan bekerja keras,hal ini tidak benar
6.Berikanlah tingkah laku yang baik dan percaya diri kepada anak untuk membuat mereka lebih
nyaman
7.Anak yang percaya diri adalah anak yang penuh dengan kecerdasan dan keyakinan tapi tetap menerima kritikan membangun

PILAR 7.kepemimpinan dan keadilan

1.Dorong anak menjadi seorang pemimpin
2.Jika anak yang selalu “ingin menjadi pemimpin” arahkan
3.Optimakan kreatifitas guru untuk mencari metode yang menarik untuk anak

PILAR 8.baik hati dan rendah diri

1.Biasakan anak bermain bersama untuk sosialisasi
2.Berikan konsekwesi dari tindakan tersebut
3.Ajaklah menonton film yang berpesan moral
4.Tumbuhkan keyakinan pada awal bahwa orang yang baik disayangi tuhan

PILAR 9.toleransi,kedamaian dan kesatuan

1.Biasakan anak bermain bersama sehingga anak dapat belajar dan bermain
2.Ajaklah anak dapat mengungkapkan keebihan teman dalam bentuk permainan misalnya “temanku cerminku”. Anak akan mencari kelebihan teman nya dan saling bercermin
3.Ajarkan anak saling menyapa jikalau bertemu dan bersalaman ketika akan berpisah

K 4 kebersihan,kerapian,kesehatan,dan keamanan

1.Guru bias menjadi teladan yang baik kepada anak didik nya sebagai orang yang mencintai kebersihan,kerapian,kesehatan,dan keamanan
2.Lakukan latihan motorik K 4 seperti menyikat gigi {sentra eksprasi},membuat makanan yang sehat{fun cooking},menunjukkan alat yang berbahaya bagi anak
3.Sediakan alat alat yang mendukung K 4 seperti sapu,lap,sisir,kotak P3K,tempat untuk BAB dan BAK
4.Lakukan kunjungan ke rumah anak untuk melihat keberadaan anak dan lingkungan nya terkait dengan penerapan K 4

Berikan penghargaan kepada anak yang teah menunjukkan sikap yang menerapkan K 4 seperti berpakaian rapi dan bersih,mambawa makanan yang bersih dan bergizi d.Catatan : menyanyi,membaca,cerita berkaraktr,dan bermain peran yang cukup efektif untuk menerapkan karakter di daam keas maupun diingkungan anak tingga.



III . PENERAPAN DEVELOPMENTALLY APPROPRIATE PRACTICE {DAP}


Mengapa muncul konsep DAP ?

Kurikulum Amerika tahun 1960-1970 an dianggap gagal menghasilkan siswa yang dapat berpikir kritis dan menyelesaikan masalah kehidupan nya

Mengapa gagal ?

1.Orientasi hanya pada menghafal
2.Lebih banyak menekankan aspek kognitif dari pada aspek lain {social,emosi,spiritual}
3.Pelajaran bersifat abstrak{tidak kongkrit}
4.Guru berceramah,anak mendengar pasif
5.Lebih banyak mengerjakan kegiatan bersifat individuallistis

Mengapa menggunakan DAP ?

Insting alami manusia sejak lahir {poter khine}seperti : menyedot asi {sucking insting}, insting belajar.

KONSEP DAP

1.Memperlakukan anak sebagai individu yang utuh {the whole child}
2.Melibatkan komponen
* Pengetahuan {knowledge}
* Keterampilan {skills}
* Sifat alamiah {dispositions}
* Perasaan {feelings}
Dianggap dapat memperthankan dan bahkan meningkatkan gairah semangat anak anak untuk belajar.

TEORI YANG MENDASARI DAP

1.Pengetahuan anak di bangun melalui pengalaman aksi
2.Setiap pengalaman baru akan membangun,pengertian pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi

Teori Piaget {teori perkembangan kognitif}

1.Contouctivism : pemahaman anak di bangun melalui aksi
2.Asimilasi : mengetahui sesuatu karena ada pengalaman sebelum nya
3.akomodasi : proses memodifikasi apa yang diketahui sebelumnya karena menghadapi fenomena yang
baru

Suasana belajar akan lebih efektif dalam seorang anak dihadapkan pada konflik,serta tindakan atau pengalaman nyata sehingga ada proses akomodasi dan asimilasi.Tahap perkembangan kognitif anak usia 18 – 6 atau 7 tahun {free –operational} yaitu mulai berpikir menggunakan symbol / objek kongkrit . Tahap perkembangan kognitif usia 7-12 tahun {concrete – operational} yaitu mulai berpikir abstrak dan logis,tapi masih memerlukan objek kongkrit.

TEORI ERIK ERIKSON {teori perkembangan emosi}
1.Perkembangan emosi positif sangat penting dalam perkembangan jiwa anak selanjut nya sehingga anak percaya diri dan besemangat untuk belajar
2.Sangat tergantung pada peran guru dan orang tua

MITIATIVE NS GUILT (USIA 3,5-6 TAHUN)

1. Pada masa usia ini, anak harus dapat bereksperimen, bereksplorasi, berimajinasi, berani
mengambil resiko, berani mencoba, sehingga anak kreatif dan antusias belajar
2. Anak terlalu banyak dikritik dan disalahkan akan mematikan kreatifitas, karena takut
mencoba
3. Memerlukan suasana belajar yang memberikan kesempatan anak aktif, berimajinasi,
bersosialisasi, dan berkreasi (bukan sebagai objek pasif)

INDUSTRY VERSUS INFERIORITY (USIA 6 TAHUN-AWAL PUBERTAS)

1. Masa paling kritis dalam membangun kepercayaan diri bahwa mereka mampu untuk berkarya
2. Berikan kegiatan permainan yang membuat mereka merasa berhasil melakukannya
3. Memberikan nilai atau rangkin yang dapat menimbulkan a sense of inferiority

Ciptakan kurikulum yang dapat membuat anak merasa mapu mengerjakannya dan tertantang untuk mengetahui lebih lanjut


TEORI FYGOTSKY (TEORI SOSIO-KULTURAL)

1. Cara belajar efektif melalui preaktek nyata (action) terutama dengan bermain
2. Perkembangan intelektual anak mencakup bagaimana mengaitkan bahasa dengan pikiran,
dengan aktif berbicara dan diskusi, anak lebih mngerti konsep berbicara
3. Bahasa merupakan alat Bantu yang efektif dalam proses belajar, bermain dan
bereksplorasi, dapat membantu perkembangan otak, berbahasa, bernalar, dan
bersosialisasi.

BAGIAN-BAGIAN OTAK


Sistem limbic otak:

1. mengontrol kemampuan daya ingat, kemampuan belajar manusia
2. merespon informasi yang diterima panca indera
3. Penyimpan informasi yang berharga

BRAIN BASED LEARNING

1. otak belajar melibatkan seluruh aspek fisiologi manusia
2. kerja otak dipengaruhi oleh emosi
3. otak selalu mencari makna dan arti
4. otak bekerja secara parallel dan simultan
5. kerja otak optimal jika diberi tantangan dan terhambat jika ada ancaman

HOWART GARDNER

1. Kecerdasan adalah multidimensi, setiap manusia mepunyai kecerdasan spesifik dan
kombinasi dari beberapa aspek kecerdasan
2. Definisi kecerdasan yaitu kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam
kehidupan, dan dapat menghasilkan produk yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan

Petunjuk praktik praktis pelaksanaan BAP

1. Merencanakan kurikulum
2. interaksi orangtua, guru, dan anak
3. Hubungan antara rumah dan sekolah
4. evaluasi perkembangan anak

merencanakan kurikulum sesuai BAP

1. mencakup pengembangan seluruh dimensi perkembangan anak, seperti fisik emosi social
spiritual, dan kognitif
2. guru harus memodifikasi kurikulum sesuai dengan akat, minat, kekuatan, kebutuhan, dan
latar belakang anak
3. memperhasilkan proses belajar yang aktif, keterlibatan anak dalam eksplorasi dan interaksi dengan guru dan rekan
4. Kegiatan dan material belajar harus nyata dan relevan dengan kehidupan anak

Hasil studi DAP

1. meningkatkan motivasi anak untuk bereksplorasi, meningkatkan kreatifitas
2. anak mempunyai tingkat stress dan kekhawatiran yang rendah
3. anak lebih kreatif, unggul dalam kemampuan bahasa, membaca dan matematika

Progam pendidikan yang sesuai dengan DAP

1. guru menyediakan beragam kegiatan dan bahan-bahan acara sehingga anak mempunyai
kesemapatan untuk memilih
2. guru harus memberikan peluang anak untuk tercelup dalam kegiatan di kelas dengan
menggunkan bahan-bahan ajaran, maupun diskusi aktif
3. mmeberikan bergam kegiatan secara kelompok atau individu
4. membantu dan mengarahkan anaka yanag masih belum mampu melakukannya
5. berikan motivasi kepada anak untuk berinisiatifkan diri mengulang apa yang sedang
dipelajari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar