Halaman

Sabtu, 16 Juni 2012

PENDIDIKAN HOLISTIK-dalam ulasan

Cukupkah anak dilengkapi pendidikan yang hanya mengutamakan aspek intelektual, atau dipersiapkan menjadi entrepreneur?
       Banyak yang menganggap bahwa pendidikan hanya mementingkan kemampuan otak. Kecerdasan hanya dinilai seberapa pandai seorang siswa terhadap pelajaran yang diikutinya tanpa melihat Aklak, Iman, dan Kerohanian.
Seberapa banyak generasi bangsa yang tidak mampu mengendalikan dirinya. Terabaikannya nilai luhur, moralitas, serta lunturnya keberadaban masyarakat mengakibatkan kejahatan Korporasi, Terorisme, dan lain-lain.
Egoisme, serakah, hedonisme, dan menghalalkan segala cara sudah menjadi sifat manusia yang sulit ditinggalkan. Lalu bagaimana cara mempersiapkan generasi yang berilmu tinggi, Iman tinggi, serta punya karakter yang mulia? Jawabannya: “Pendidikan dan Pembelajaran Holistik”.
Pendidikan Holistik mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, artistik, kreativitas dan spiritual. Ide dasar dari pendidikan holistik adalah mendidik manusia secara utuh sehingga apa yang dipelajari dapat dikontribusikan ke masyarakat luas. Setiap pribadi akan menemukan identitas, makna, dan tujuan hidupnya melalui hubungan dengan komunitas, dunia alamiah, dan nilai nilai spiritual seperti perdamaian atau kerukunan. Dengan dasar tersebut maka setiap pendidik mengerti apa yang akan dicapai, akan menjadi seperti apa nantinya, dan tahu tujuan akhir dari pendidikan itu.
Melalui pendidikan holistik, siswa dapat mengembangkan diri secara keseluruhan. Bertumbuh tidak hanya kognitif tapi secara kerohanian, membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Siswa diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya
Kelas Kehidupan
Dalam pendidikan tingkat lanjut, siswa biasanya hanya fokus pada satu bidang ilmu yang diambilnya. Jika jurusan yang diambil adalah bidang teknik, maka siswa akan tidak peduli dengan sport and art. Pendidikan holistik bertujuan mengubah siswa berdasarkan apa yang mereka ketahui dan memahami kontek secara utuh. Artinya bila seorang siswa mengambil jurusan teknik, maka siswa tersebut juga akan peduli dengan olah raga, seni, sosial dan sebagainya.
Dr. Gary A.Miller, Vice Chancellor of the University of Pelita Harapan (UPH) mengatakan bahwa melalui pendidikan holistik, setiap lulusan dapat memandang dunia secara lebih baik melalui : (1) Proses transformatif, yaitu pemulihan citra Allah dalam manusia, membaharui dan memberdayakan potensi karunia Allah. (2) Proses Integratif yaitu mengintegrasikan Iman, Ilmu dan pengembangan teknologi.
Nilai praktis pendidikan holistik adalah mengajak siswa untuk belajar dalam kelas kehidupan melalui praktek keluar. Membangun karakter intelektual berdasarkan Alkitab, serta menempatkan Tuhan sebagai pusat pembelajaran.
Harapan
Kunci sukses dari pendidikan holistik adalah keteladanan orang tua dan para pendidik termasuk didalamnya adalah kejelasan dasar falsafah, kompetensi, serta perkembangan anak. Demikianlah sepintas mengenai pembelajaran holistik seperti yang diungkapkan Dr. Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc, Rektor UPH Surabaya dalam pertemuan dengan para pendeta dan pemimpin gereja  se Surabaya beberapa waktu lalu.
Alumni diharapkan terdidik secara komprehensif, holistik, memiliki ilmu serta iman yang tinggi dan dilengkapi oleh karakter mulia. Memiliki daya kreativitas yang berkembang secara baik, kompetensi belajar sepanjang hayat, Interpreneurship-nya berkembang secara baik dan kompetensi kepemimpinannya mantap.
Melalui pendidikan holistik kiranya dapat membawa perubahan total yang dapat menjadi kekuatan bagi pemimpin masa depan dengan karakter yang kuat dan sikap yang baik untuk memuliakan Tuhan. (John/brkt)

Tidak ada komentar: