Halaman

Tampilkan postingan dengan label KEMAMPUAN MENYIMAK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KEMAMPUAN MENYIMAK. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 April 2012

KETERAMPILAN MENYIMAK

KETERAMPILAN MENYIMAK
Oleh : Sriyono, S. Pd.
Pendahuluan
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan cepat dan tepat, baik melalui berbagai media, radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap muka secara langsung. Berbagai lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, untuk memecahkan masalah, sering mendatangkan para pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang dibutuhkannya. Pemecahan masalah itu melalui berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium, dsb.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering pula harus menyimak, berita, cerita, pengumuman, laporan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang mampu menyimak dengan baik, pasdahal kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai informasi anggota masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatka informasi berarti orang itu meningkatkan pengetahuan, dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya pikir.
Berbicara tentang keterampilan menyimak tidak dapat dipisahkan dari keterampilan bahasa yang lain, yaitu keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahuai bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya tersirat , sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat itu.
Oleh karena itu, penyimak perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang hal-hal yang berhubungan dengan materi simakan, artinya ia harus sering berlatih menyimak. Dengan demikian, berhasil tidaknya keterampilan siswa menyimak tidak lepas dari upaya guru dalam meningkatkan proses pembelajarannya. Hal ini dapat dilihat dari kepentingan keterampilan menyimak terhadap keterampilan bahasa yang lainnya, yakni: (1) keterampilan menyimak merupakan dasar yang cukup penting untuk keterampilan berbicara. Ada yang berbicara harus ada yang menyimak atau sebaliknya, keduanya saling membutuhkan, (2) keterampilan menyimak juga merupakan dasar bagi keterampilan membaca atau menulis, petunjuk-petunjuk disampaikan melalui bahasa lisan . Ini berarti mereka harus menyimak, (3) keterbatasan penguasaan kosakata pada saat menyimak akan menghambat kelancaran membaca dan menulis.
Berikut ini diuraikan secara singkat hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu: (1) Ciri-ciri penyimak yang baik, (2) Jenis-jenis menyimak, (3) Tahap-tahap menyimak, (4) Faktor yang mempengaruhi menyimak (5) Kendala dalam menyimak, (6)Teknik pembelajaran menyimak, (7) Materi menyimak SMP menurut Kurikulum 2004, (8) Penilaian menyimak.

Ciri-ciri Penyimak yang Baik

Penyimak yang baik adalah penyimak yang memiliki tiga sikap berikut ini (Suyono dan Kamijan 2002:17).
1. Bersikap objektif terhadap bahan simakan. Penyimak sebaiknya tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal di luar kegiatan menyimak, seperti pembicara, ruang, suasana, sarana, dan prasarana.
2. Bersikap kooperatif, penyimak harus bersia untuk bekerja sama dengan pembicara untuk keberhasilan komunikasi.
3. Bahan simakan harus komunikatif, berupa konsep, gagasan, dan informasi yang jelas.

Jenis-jenis Menyimak
Secara garis besar, Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis yakni: (1)menyimak ekstensif dan (2) menyimak intensif.
1. Menyimak ekstensif ialah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak radio, televisi, ercakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya.Ada beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif, antara lain: (a)menyimak sekunder yang terjadi secara kebetulan, (b) menyimak sosial yaitu menyimak masyarakat dalam kehidupan sosial, di pasar, di kantor pos, dan sebagainya, (c) menyimak estetika, ersifat apresiatif, dan (d) menyimak pasif, dilakukantanpa upaya sadar. Misalnya, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam kurun waktu dua atau tiga tahun berikutnya orang itu sudah dapatberbahasa daerah tersebut.
2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, penuh konsentrasi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus diperhatikan, yakni: (a) menyimak intensif adalah menyimak pemahaman, (b) menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi, (c) menyimak intensif ialah memahami bahasa formal, (d) menyimak intesiof diakhiri dengan reproduksi bahan simakan. Jenis-jenis menyimak intensif terdiri atas: (a)menyimak kritis, (b) menyimak konsentratif, (c) menyimak eksploratif, (d) menyimak interogatif, (e) menyimak selektif, dan (f) menyimak kreatif.

Tahap-tahap Menyimak
Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh penyimak agar penyimak benar-benar memahami informasi yang disimaknya. Tahapan itu adalah: (a) tahap mendengar, (b) tahap memahami, (c) tahap menginterpretasi, dan (d) tahap mengevaluasi.
Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
Faktor yang mempengaruhi menyimak menurut Hunt dalam Trigan(1990: 97)adalah: sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan, dan peranan dalam masyarakat. Sementara Logan (dalam Tarigan 1990: 98) mengemukakan bahwa yang mempengaruhi menyimak adalah faktor lingkungan, fisik, psikologios, dan pengalaman. Selain itu, Webb (Tarigan 1990:97) menambahkan bahwa perbedaan jenis kelamin juga mempengaruhi menyimak.
Cara Meningkatkan Keterampilan Menyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keterampilan menyimak seperti berikut ini.
1. Bersikaplah secara positif
2. Bertindaklah responsif
3. Cegahlah gangguan-gangguan
4. Simaklah dan ungkaplah maksud pembicara
5. Carilah tanda-tanda yang akan datang
6. Carilah rangkuman pembicaraan terlebih dulu
7. Nilailah bahan-bahan penunjang
8. Carilah petunjuk-petunjuk nonverbal
Kendala dalam Menyimak
Russel dan Black dalam Tarigan (1990: 82-86) ada beberapa kendala dalam menyimak, seperti berikut ini.
1. Keegosentrisan
2. Keengganan ikut terlibat
3. Ketakutan akan perubahan
4. Keinginan menghindari pertanyaan
5. Puas terhadap penampilan eksternal
6. Pertimbangan yang prematur
7. Kebingungan semantik.

Teknik Pembelajaran Menyimak
Untuk meningkatkan pembelajaran keterampilan menyimak dan agar pembelajarannya menarik, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar. Teknik-teknik itu antara lain sebagai berikut ini.

1. Simak Ulang- Ucap
Teknik simak-ulang ucap digunakan untuk memperkenalkan bunyi bahasa dengan pengucapan atau lafal yang tepat dan jelas. Gurui dapat mengucapkan atau memutar rekaman buyi bahasa tertentu seperti fonem, kata, kalimat, idiom, semboyan, kata-kata mutiara, dengan jelas dan intonasi yang tepat. Siswa menirukan. Teknik ini dapat dilakukan secaea individual, kelompok, dan klasikal.

2. Identifikasi Kata Kunci
Untuk menyimak kalimat yang panjang siswa perlu mencari kalimat intinya. Kalimat inti itu dapat dicari melalui beberapa kata kunci. Kata kunci itulah yang mewakili pengertian kalimat.

3. Parafrase
Guru menyiapkan sebuah puisi dan dibacakan atau diperdengarkan. Setelah menyimak siswa diharapkan dapat menceritakab kembali isi puisi tadi dengan kata-katanya sendiri.

4. Merangkum
Guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang. Materi itu disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa menyimak. Setelah selesai menyimak siswa disuruh membuat rangkuman.

5.
Identifikasi Kalimat Topik
Setiap paragraf dalam wacana minimal mengandung dua unsur Yaitu: (a) kalimat tipok, (b) kalimat pengembang. Posisi kalimat topik dapat di awal, tengah, dan akhir.Setelah menyimak paragraf siswa disuruh mencari kalimat topiknya.

6. Menjawab Pertanyaan
Untuk memahami simakan yang agak panjang, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali pemahaman siswa.

7. Bisik Berantai
Suatu pesan dapat dilakukan secara berantai. Mulai dari guru membisikkan pesan kepada siswa pertama dan dilanjutkan kepada siswa berikutnya sampai siswa terakhir. Siswa terakhir harus mengucapkannya dengan nyaring. Tugas guru adalah menilai apakah yang dibisikkan tadi sudah sesuai atau belum. Jika belum sesuai, bisikan dapat diulangi, jika sudah sesuai bisikan dapat diganti dengan topik yang lain.

8. Menyelesaikan Cerita
Guru memperdengarkan suatu cerita sampai selesai. Setelah siswa selesai menyimak, guru menyuruh seseorang untuk menceritakan kembali dengan kata-katanya sendiri. Sebelum selesai bercerita, guru menghentikan cerita siswa tadi dan menggantikan dengan siswa lain yang bertugas menyelesaikan cerita kawannya, begitu seterusnya sehingga cerita itu berakhir seperti yang disimaknya.
Model Pembelajaran Menyimak di SMP
Berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran menurut Kurikulum 2004 untuk SMP, materi pembelajaran keterampilan menyimak adalah sebagai berikut:
A. menyimak berita,
B. menyimak wawancara,
C. menyimak laporan perjalanan
D. menyimak pidato, dan
E. menyimak dialog.
Berikut disajikan contoh model pembelajaran menyimak dengan materi dan teknik penyajiannya.
A. Menyimak Berita
Berita merupakan kabar atau informasi yang disampaikan kepada orang lain. Penyampaian berita dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis baik langsung atau melalui berbagai media. Untuk pembelajaran menyimak, bahan simakan berita dapat diambil secara langsung dari penutur atau pembicara, diskusi, seminar,dsb., dan dapat pula diambil dari media radio, televisi, dsb.
Setelah siswa menyimak, selanjutnya siswa disuruh:
a. menuliskan pokok-pokok berita.
b. menuliskan isi berita, dan
c. memberi tanggapan.
Untuk penilaian menyimak berita, dapat dilihat dari (1) aspek kebahasaan yang terdiri atas indikator (a) nada/irama, (b) diksi, (c) struktur kalimat, dan (2) aspek nonkebahasaannya dengan indikatiornya: (a) penguasaan topik, (b) keberanian, (c) penalaran, dan (d) gerak/mimik. Masing-masing indikator diberi nilai/skor.
B. Menyimak Wawancara
Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi. Informasi ini dapat digunakan untuk mendukung keterampilan berbahasa yang lainnya seperti berbicara dan menulis.
Pembelajaran menyimak wawancara dapat dilakukan secara langsung atau dari rekaman kaset atau video. Setelah siswa menyimak, siswa ditugasi untuk memahami isi wawancara itu dengan cara berikut:
(a) mencatat hal-hal yang penting menarik,
(b) melaporkan hal-hal penting dan menarik,
(c) menyimpulkan isi wawancara.
Penilaian menyimak wawancara ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan :
!. Aspek kebahasaan :
(a) pemahaman isi
(b) ketepatan penangkapan isi
(c) ketahanan konsentrasi
2. Aspek pelaksanaan dan sikap:
(a) menghormati
(b) menghargai
(c) kritis
Masing-masing aspek/indikator diberi nilai/skor yang sudah ditentukan.
C. Menyimak Laporan Perjalanan
Laporan dari berbagai kegiatan memiliki ragam dan gaya bahasa berbeda-beda sesuai dengan jenis atau macam yang dilaporkan. Untuk laporan perjalanan (sesuai dengan Kurikulum 2004) biasanya sangat bersifat subjektif. Oleh karena itu biasanya laporan perjalanan memiliki diksi yang sangat bervariasi menurut pelapornya.
Materi simakan yang disajikan harus dipilih yang menarik dan tidak membosankan, sehingga siswa dapat mengikuti alur dan memahami isi laporan itu.
Setelah menyimak, siswa ditugasi (secara individu atau kelompok) untuk:
(a) menuliskan pokok laporan perjalanan,
(b) menuliskan kembali laporan perjalanan
(c) menanggapi laporan perjalanan.
Penilaian menyimak lapora perjalanan dapat dilihat dari :
1. Aspek kebahasaan:
(a) pemahaman isi
(b) kelogisan penafsiran
(c) ketahanan keionserntrasi
2. Aspek pelaksanaan dan sikap:
(a) menghargai
(b) kesungguhan
(c) kritis
Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.
D. Menyimak Pidato
Menyimak pidato adalah kegiatan untuk mendapatkan informasi dan juga menambah wawasan. Dengan bertambahnya pengetahuan dan wawasan seseorang akan lebih mampu berpikir dan bertindak.
Materi pidato dapat diambil secara langsung maupun melalui rekaman kaset atau video. Supaya simakan menarik perhatian siswa, sebaiknya materi memiliki persyaratan antara lain: (a) menarik, (b) aktual, (c) bahasanya komunikatif. Setelah siswa menyimak tugas siswa selanjutnya adalah :
(a) menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan oleh guru,
(b) menemukan hal-hal yang penting dalam pidato,
(c) menyimpulkan isi pidato.
Penilaian menyimak pidato ini dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa memahami pidato lewat aspek kebahasaan dan nonkebahasaan.
E. Menyimak Dialog
Tujuan menyimak dialog adalah siswa dapat memahami isi dialog baik yang tersurat maupun yang tersirat. Materi simakan dialog dapat diambil secara langsung atau rekaman. Agar menarik perhatian siswa, topik dialog bersifat aktual.
Setelah siswa menyimak dialog, selanjutnya siswa melakukan kegiatan berikut:
(a) mencatat hal-hal yang penting dalam dialog,
(b) menyatakan informasi tersrat dalam dialog,
(c) menyimpulkan isi dialog, dan
(d) mengomentari isi dialog dari narasumber.
Penilaian menyimak dialog dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa melalui:
A. Aspek kebahasaan:
(a) pemahaman isi
(b) kelogisan berpikir
(c) vokalisasi
(d) struktur kalimat
B. Aspek pelaksanaan dan sikap:
(a) menghargai
(b) konsentrasi/kesungguhan
(c) kritis
(d) penalaran
Masing-masing aspek dan indikator diberi nilai dan skor yang sudah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1985. Menyimak dan Pengajarannya. Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Jakarta: Depdiknas.
_____. 2004. “Bahasa Sastra Indonesia Keterampilan Menyimak”. Bahan Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru SMP. Jakarta:Depdiknas.
Kamijan dan Suyono. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Pelajaran Menyimak. Jakarta: Depdiknas.
Nurhadi dan Agus Gerald Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan
Dalam KBK. Malang: Universitas Malang.
Subyakto N., Sri Utari. 1988. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta:Depdikbud.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya:SIC.
Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menyimak Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Underwood, Mary. 1989. Teaching Listening. London: Longman.

KETERAMPILAN MENYIMAK

KETERAMPILAN MENYIMAK

I. Konsep Menyimak
A. Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum kita kenal.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan menyimak. Apakah penyebabnya?
Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat berhasil dengan baik.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan atau gambaran dasar-dasar untuk memperoleh keterampilan menyimak yang bersifat reseptif agar siswa guru yang diajak menyimak dengan mudah daopat memahami apa yang dimaksudkan oleh pembicaranya. Oleh sebab itu dalam menyimak hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah konsentrasi, pengalaman, dan pengetahuan.
Latihan menyimak dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dalam memehami ilmu yang lainnya karena dengan menyimaklah seseorang mendapatkan informasi baik dari TV, radio, maupun langsung dari nara sumber. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari keterampilan menyimak adalah lancar berbicara sebab seseorang lancar berbicara apabila ia mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas.
Dengan demikian, keterampilan menyimak akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya. Sebab dengan keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.
C. Pengertian Menyimak
Menyimak menurut Tarigan, adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga.
Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang.
D. Tahap–Tahap Menyimak
Secara garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut.
1. Menyimak secara sadar
Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat langsung dalam pembicaraan.
2. Menyimak berseling atau ada gangguan
Menyimak ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat sementara atau dangkal.
3. Setengah mendengarkan
Saat mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya, mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
4. Menyimak bersungguh-sungguh
Menyimak secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak sekali-kali
Pada saat menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan gagasan yang dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran penyimak.
6. Menyimak sosiatif
Pada saat menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.
7. Menyimak secara berkala
Saat menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan membuat komentar atau membuat pertanyaan.
8. Menyimak secara saksama
Menyimak secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak secara aktif
Menyimak untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara.( Djago Tarigan, 1989, 4 )
E. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak menurut Logan adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang tersirat pada bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum tersebut dapat dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan adalah menyimak melalui radio, tv, dan percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan penyimak harus dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak memerlukan fakta baru. Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan masukan atau jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri. Mereka itu umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah sehingga perlu menyegarkan fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
F. Jenis-jenis Menyimak

Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1. Menyimak ekstensif
2. Menyimak intensif

ad 1. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak social
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
Ad 2. Menyimak intensif
Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci, diteliti dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan dari guru.
Adapun yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak kritis
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara dapat diterima dengan baik.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.
e. Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan;
1) hal-hal baru yang menarik,
2) informasi tambahan mengenai suatu topik,
3) isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
G. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
Menurut ( Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan menyimak yaitu:
1. Faktor Pembicara
Ada enam tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
a. Penguasaan materi
Pembicara harus menguasai materi yang akan disampaikan. Pembicara dalam menyampaikan materi harus menguasai, memahami, menghayati apa yang disampaikan pada penyimak.
b. Berbahasa baik dan benar
Pembicara dalam menyampaikan isi pembicaraan harus menggunakan ucapan yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai dengan tarap penyimaknya.
c. Percaya diri
Pembicara harus percaya diri, tampil dengan mantap serta menyakinkan penyimak.
d. Berbicara sistematis
Pembicaraan yang disampaikan harus sistematis dan bahan yang disampaikan mudah dipahami.
e. Gaya menarik
Pembicara harus tampil menarik dan simpatik, tidak bertingkah laku berlebihan karena akan membuat penyimak beralih dari isi pesan ke tingkah laku yang dianggap aneh.
f. Kontak dengan penyimak
Dalam berbicara, pembicara harus kontak dengan penyimak dan menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.
2. Faktor Pembicaraan
a. Aktual
Pembicaraan yang disampaikan harus baru atau hangat, karena ini akan menarik dan diminati oleh penyimaknya.
b. Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus bermakna dan berguna bagi penyimaknya Dalam hal ini setiap materi yang disampaikan tidaklah semua bermakna bagi penyimaknya, ini tergantung dari kebutuhan penyimaknya.
c. Sistematis
Dalam berbicara, pembicaraan yang disampaikan harus sistematis agar mudah dipahami oleh penyimaknya.
d. Seimbang
Taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
3. Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi proses menyimak.
a. Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan, tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya.
b. Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak karena ini akan mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya; pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.
c. Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta nyaman sangat mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak harus mudah dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan mengganggu penyimak.
4. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut diri si penyimak.
a. Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
c. Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai tujuan agar dalam merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan dalam menyimak.
d. Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat atau berusaha meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif.
H. Ciri-ciri Penyimak yang Baik
Setiap manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah mempunyai potensi yang baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan dikembangkan melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi kebiasaan menyimak yang baik hendaknya dipahami oleh seorang penyimak, sehingga dapat menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang mereka lakukan dalam proses menyimak. Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.
a. Siap fisik dan mental
Penyimak yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
Penyimak yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak. Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang sudah diketahui.
c. Bermotivasi
Penyimak yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu. Misalnya; ingin menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.
d. Objektif
Penyimak yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang dibicarakan dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e. Menyimak secara utuh (menyeluruh)
Penyimak yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak tidak hanya menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan.
f. Selektif
Penyimak yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari bahan simakan. Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat menentukan bagian yang dianggap penting.
g. Tidak mudah terganggu
Penyimak yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar bunyi yang disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai pembicara
Penyimak yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak tidak boleh menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan bahkan mungkin ia dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
j. Tidak emosi
Penyimak yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan serta dapat mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik, gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan. Misalnya dengan membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak. Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik membuat catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau semua yang disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami.
m. Menilai
Penyimak yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan bahan simakan tersebut.
n. Mendengarkan tanggapan
Bagian terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar. Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
I. Cara Meningkatkan Prilaku Menyimak
Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam Tarigan, ada beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
a. Menerima keanehan sang pembicara
Penyimak rela atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada penampilan pembicara.
b. Memperbaiki sikap
Penyimak tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke mana-mana.
c. Memperbaiki lingkungan
Pilihlah tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih tempat duduk dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
d. Meningkatkan pembuatan catatan
Dalam menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-intinya saja. Catatan yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan, tetapi pada ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.
e. Menyaring tujuan menyimak yang spesifik
Menetapkan tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memusatkan perhatian pada kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak mempunyai tujuan menangkap garis besar argumen utama sang pembicara, maka sebaiknya kita memusatkan perhatian ke arah yang dituju.
f. Memanfaatkan waktu secara bijaksana
Kecepatan dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah penyimakan kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.
g. Menyimak secara rasional
Dalam menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.
h. Berlatih menyimak bahan-bahan yang sulit
Dalam menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan maka pengetahuan akan bertambah.
Daftar Pustaka
Ariani Farida. 2006. Keterampilan Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG
Bahasa.
Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses Pengejaran Menyimak. Departemen
P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak. Depdiknas. Ditjen Dikdasmen
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa Indah, Percetakan Arnoldus Ende
Flores.
Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas.
Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Jembatan.
Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Underwood.1990. Teaching Listening. London: Longman.
Ur. Penny. 1984. Teaching Listening Comprehension. Cambridge: University
Press.