PERKEMBANGAN SEJARAH TIK
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an.
Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler.
Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
B. Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi.
Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik.
Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran.
Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya.
Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
PERKEMBANGAN DAN IMPLIKASI TI DAN TI DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
CONTOH LAIN PEMANFAATAN ATAS PERKEMBANGAN TI DAN TK UNTUK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Perpustakaan elektronik (e-library) Revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tidak terbatas
Surat elektronik (e-mail) Dengan aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Demikian pula untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa.
Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga duharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio.
Jurnal atau majalah ilmiah Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangny akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik (digital) Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam. • Video teleconference Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat social. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
BAB III
KESIMPULAN
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era indormasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Di era informasi ini, TI dan TK memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Perkembangan TI dan TK dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan TI dan TK yang sangat pesat ini, mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, akan semakin deras mengalirkan informasi dengan segala dampak positif dan negatifnya ke masyarakat Indonesia. Perkembangan TI dan TK memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Seperti penggunaan e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, dan lainnya. Seperti ramalan dan pandangan para cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
DAFTAR PUSTAKA
http://antonilamini.wordpress.com/2008/06/10/sejarah-perkembangan-teknologi-komunikasi-dan-informasi-dalam-pendidikan-indonesia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/10/aplikasi-dan-potensi-tik-dalam-pembelajaran/
http://www.informatika.lipi.go.id/
Diposkan oleh Muhammad Arief Setiawan di 06:56
Kebaikan adalah bagian dari nilai universal, marilah kita budayakan berbuat kebaikan dalam setiap langkah dan derap kehidupan kita. Saudaraku... Selamat menikmati buah dari kebaikan...
Tampilkan postingan dengan label TIK MAKALAH KELOMPOK PB_A 2011. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TIK MAKALAH KELOMPOK PB_A 2011. Tampilkan semua postingan
Kamis, 16 Februari 2012
A. SEJARAH TIK KEL. 3
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan di Indonesia
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN TIK
A. Sejarah Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
1. Fase pertama
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
2. Fase kedua
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
3. Fase ketiga
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4. Fase keempat
Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
5. Fase kelima
Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
B. Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
C. E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
D. Perkembangan dan Implikasi TI dan TI dalam Pendidikan di Indonesia
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
E. Contoh Lain Pemanfaatan atas Perkembangan TI dan TK untuk Pendidikan di Indonesia
Perpustakaan elektronik ialah revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tak terbatas. Melalui aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa. Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio. Ada argumentasi bahwa umumnya di dunia pendidikan Indonesia kurang mendapat akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet yang memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terakhir yang ada di seluruh dunia. Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik. Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam. Video teleconference. Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi siswa di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat sosial. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
KESIMPULAN
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era indormasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Di era informasi ini, TI dan TK memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Perkembangan TI dan TK dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan TI dan TK yang sangat pesat ini, mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, akan semakin deras mengalirkan informasi dengan segala dampak positif dan negatifnya ke masyarakat Indonesia.
Perkembangan TI dan TK memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Seperti penggunaan e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, dan lainnya. Seperti ramalan dan pandangan para cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
DAFTAR PUSTAKA.
http://yogapw.wordpress.com/2010/07/06/sejarah-pemanfaatan-tik-dalam-pendidikan/
http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi.
http://antonilamini.wordpress.com/2008/06/10/sejarah-perkembangan-teknologi-komunikasi-dan-informasi-dalam-pendidikan-indonesia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/10/aplikasi-dan-potensi-tik-dalam-pembelajaran/
http://www.informatika.lipi.go.id
Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Pendidikan di Indonesia
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN TIK
A. Sejarah Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana gambar berikut:
1. Fase pertama
Fase ini berlangsung pada akhir 1970an hingga awal 1980an merupakan fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
2. Fase kedua
Fase ini berlangsung pada akhir 1980an hingga awal 1990an merupakan fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
3. Fase ketiga
Fase ini berlangsung pada awal 1990an adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
4. Fase keempat
Fase ini berlangsung pada akhir 1990an hingga awal 2000an adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
5. Fase kelima
Fase ini berlangsung pada akhir 2000 adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
B. Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed). Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
C. E-learning
Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang menggunakan jaringan komputer untuk pengantaran bahan ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet.
Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). Kehadiran pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.
D. Perkembangan dan Implikasi TI dan TI dalam Pendidikan di Indonesia
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
E. Contoh Lain Pemanfaatan atas Perkembangan TI dan TK untuk Pendidikan di Indonesia
Perpustakaan elektronik ialah revolusi teknologi informasi tidak hanya mengubah konsep pendidikan di kelas tetapi juga membuka dunia baru bagi perpustakaan. Perpustakaan yang biasanya merupakan arsip buku-buku dengan dibantu teknologi informasi dan internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi lebih agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya.
Dengan banyaknya perpustakaan tersambung ke internet, sumber ilmu pengetahuan yang biasanya terbatas ada di perpustakaan menjadi tak terbatas. Melalui aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa. Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio. Ada argumentasi bahwa umumnya di dunia pendidikan Indonesia kurang mendapat akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet yang memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terakhir yang ada di seluruh dunia. Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik. Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam. Video teleconference. Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi siswa di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat sosial. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
KESIMPULAN
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era indormasi modern dengan beroperasinya SKSD PALAPA I. Di era informasi ini, TI dan TK memegang peranan sebagai teknologi kunci (enabler technology). Perkembangan TI dan TK dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan TI dan TK yang sangat pesat ini, mau tidak mau, siap ataupun tidak siap, akan semakin deras mengalirkan informasi dengan segala dampak positif dan negatifnya ke masyarakat Indonesia.
Perkembangan TI dan TK memperlihatkan bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Seperti penggunaan e-learning, e-library, e-education, e-mail, e-laboratory, dan lainnya. Seperti ramalan dan pandangan para cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.
DAFTAR PUSTAKA.
http://yogapw.wordpress.com/2010/07/06/sejarah-pemanfaatan-tik-dalam-pendidikan/
http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_Informasi_Komunikasi.
http://antonilamini.wordpress.com/2008/06/10/sejarah-perkembangan-teknologi-komunikasi-dan-informasi-dalam-pendidikan-indonesia/
http://edukasi.kompasiana.com/2010/01/10/aplikasi-dan-potensi-tik-dalam-pembelajaran/
http://www.informatika.lipi.go.id
A. SEJARAH TIK KEL. 2
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu bidang keilmuwan yang memiliki peranan penting dalam proses memajukan bangsa, maka sangatlah perlu kiranya bidang tersebut mendapatkan perhatian ekstra dalam perkembangannya agar suatu bangsa tidak tertinggal dalam kebodohan dan keterpurukan.
Dahulu orang-orang yang mengenyam pendidikan di sekolah melalui informasi-informasi yang disampaikan oleh sang guru dalam materi yang disajikan secara sederhana dengan menggunakan media yang sangat sederhana pula, dengan berbekal kapur dan papan tulis suatu informasi diberikan kepada murid-murid di dalam kelas. Adapun kini, sesuai dengan perkembangan zaman yang dirasuki oleh berbagai macam teknologi yang dipicu oleh negara barat maka media yang digunakan pun semakin modern. Hal tersebut sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa dalam memahami informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan bantuan teknologi mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Siswa kini dapat mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih luas tanpa harus terbatasi oleh ruang dan waktu.
Dalam hal teknologi ada dua aspek penting yang tidak dapat dipisahkan yaitu: teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses, alat bantu, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu perangkat ke perangkat lain. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi merupakan segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Perpaduan dari kedua bidang teknologi tersebut dikenal dengan istilah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Senada dengan itu, Eric Deeson (1991) mengemukakan bahwa “Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole”. Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang memudahkan manusia dalam proses mengambil, memindahkan, dan mengolah informasi baik secara elektrik dan elektronik. Pada umumunya, teknologi tersebut menggunakan perangkat lunak atauupun perangkat keras untuk mentransfer data yang mengandung informasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu alat bantu yang memudahkan manusia dalam memperoleh dan membagikan informasi serta berkomunikasi antar media. Teknologi Informasi itu sendiri meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan, teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Munculnya TIK
Istilah TIK muncul di masyarakat pada abad ke-20 setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, hingga beranjak ke awal abad 21 TIK masih terus mengalami berbagai macam perubahan dan terus diperbaharui. Adapun tonggak awal yang menjadi inspirasi terbesar adanya TIK ini adalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell di tahun 1875, temuan tersebut terus dikembangkan oleh para ilmuwan pada generasi berikutnya hingga tercipta jaringan komunikasi yang bersifat global. Selain itu, banyak hal baru yang tercetus dari temuan tersebut yang berupa produk-produk alat pertelekomunikasian bahkan produk yang digunakan dalam pendidikan.
Bahkan banyak para pakar di belahan dunia barat yang telah meramalkan tentang posisi pendidikan di mata masyarakat yang kelak akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi (Mason. R: 1994). Kemudian Bishop. G (1989) telah meramalkan bahwa pendidikan di masa mendatang akan bersifat fleksibel, terbuka, dan dapat diakses oleh siapa pun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Ramalan-ramalan tersebut telah membuktikan adanya peran perkembangan teknologi yang mampu mempengaruhi bidang pendidikan menuju ke arah yang lebih positif.
Dalam memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
B. Penerapan TIK dalam Pendidikan
1. Sejarah Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana dilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 1: Fase Perkembangan TIK
Fase pertama (akhir 1970-an – awal 1980-an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
Fase kedua (akhir 1980-an – awal 1990-an) adalah fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
Fase ketiga (awal 1990-an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
Fase keempat (akhir 1990-an – awal 2000-an) adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
2. Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e-, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah, yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
3. Contoh Lain Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Surat elektronik (surel) atau (e-mail). Dengan aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Demikian pula untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa.
Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga duharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio. Jurnal atau majalah ilmiah Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangny akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik (digital) Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam.
Selanjutnya adalah video teleconference. Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat sosial. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
4. Perkembangan dan Implikasi TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
BAB III
PENUTUP
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas, yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah
yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e-, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
DAFTAR PUSTAKA
Eric, Deeson. 1991. Dictionary of Information Technology. Glasgow, UK: Harper Collins Publishers.
Mahuri. Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. http://mahurianasla.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-teknologi.html. Diunduh: 16/01/2012.
Sagita, Winda. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Bidang Pendidikan. http://staff.blog.ui.ac.id/harrybs/2009/04/24/perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-pada-bidang-pendidikan/. Diunduh: 16/01/2012.
Setiawan, Arief. Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan. http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html. Diunduh: 16/01/2012.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu bidang keilmuwan yang memiliki peranan penting dalam proses memajukan bangsa, maka sangatlah perlu kiranya bidang tersebut mendapatkan perhatian ekstra dalam perkembangannya agar suatu bangsa tidak tertinggal dalam kebodohan dan keterpurukan.
Dahulu orang-orang yang mengenyam pendidikan di sekolah melalui informasi-informasi yang disampaikan oleh sang guru dalam materi yang disajikan secara sederhana dengan menggunakan media yang sangat sederhana pula, dengan berbekal kapur dan papan tulis suatu informasi diberikan kepada murid-murid di dalam kelas. Adapun kini, sesuai dengan perkembangan zaman yang dirasuki oleh berbagai macam teknologi yang dipicu oleh negara barat maka media yang digunakan pun semakin modern. Hal tersebut sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dan mempermudah siswa dalam memahami informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan bantuan teknologi mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Siswa kini dapat mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih luas tanpa harus terbatasi oleh ruang dan waktu.
Dalam hal teknologi ada dua aspek penting yang tidak dapat dipisahkan yaitu: teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan proses, alat bantu, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari satu perangkat ke perangkat lain. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi merupakan segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Perpaduan dari kedua bidang teknologi tersebut dikenal dengan istilah TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
Senada dengan itu, Eric Deeson (1991) mengemukakan bahwa “Information Technology (IT) the handling of information by electric and electronic (and microelectronic) means.”Here handling includes transfer. Processing, storage and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the benefit of individual people and society as a whole”. Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang memudahkan manusia dalam proses mengambil, memindahkan, dan mengolah informasi baik secara elektrik dan elektronik. Pada umumunya, teknologi tersebut menggunakan perangkat lunak atauupun perangkat keras untuk mentransfer data yang mengandung informasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu alat bantu yang memudahkan manusia dalam memperoleh dan membagikan informasi serta berkomunikasi antar media. Teknologi Informasi itu sendiri meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan, teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi dan teknologi komunikasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat pertukaran pikiran.
Istilah TIK muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global. Perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e- seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Awal Munculnya TIK
Istilah TIK muncul di masyarakat pada abad ke-20 setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, hingga beranjak ke awal abad 21 TIK masih terus mengalami berbagai macam perubahan dan terus diperbaharui. Adapun tonggak awal yang menjadi inspirasi terbesar adanya TIK ini adalah temuan telepon oleh Alexander Graham Bell di tahun 1875, temuan tersebut terus dikembangkan oleh para ilmuwan pada generasi berikutnya hingga tercipta jaringan komunikasi yang bersifat global. Selain itu, banyak hal baru yang tercetus dari temuan tersebut yang berupa produk-produk alat pertelekomunikasian bahkan produk yang digunakan dalam pendidikan.
Bahkan banyak para pakar di belahan dunia barat yang telah meramalkan tentang posisi pendidikan di mata masyarakat yang kelak akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi (Mason. R: 1994). Kemudian Bishop. G (1989) telah meramalkan bahwa pendidikan di masa mendatang akan bersifat fleksibel, terbuka, dan dapat diakses oleh siapa pun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Ramalan-ramalan tersebut telah membuktikan adanya peran perkembangan teknologi yang mampu mempengaruhi bidang pendidikan menuju ke arah yang lebih positif.
Dalam memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini.
Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.
B. Penerapan TIK dalam Pendidikan
1. Sejarah Pemanfaatan TIK dalam Pendidikan
Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005) dalam Nurdin (2007) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana dilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 1: Fase Perkembangan TIK
Fase pertama (akhir 1970-an – awal 1980-an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
Fase kedua (akhir 1980-an – awal 1990-an) adalah fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
Fase ketiga (awal 1990-an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
Fase keempat (akhir 1990-an – awal 2000-an) adalah fase e-learning yang merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya.
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.
2. Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e-, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya feedback yang seketika. Siaran bersifat searah, yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar. Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia (teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah (terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama. Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.
3. Contoh Lain Penerapan TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Surat elektronik (surel) atau (e-mail). Dengan aplikasi e-mail, seorang guru, orang tua, pengelola, dan siswa dapat dengan mudah saling berhubungan. Pihak sekolah dapat membuat laporan perkembangan siswa dan prestasi belajar baik diminta orang tua atau pun tidak. Dalam kegiatan belajar diluar sekolah, siswa yang menghadapai kesulitam materi pelajaran dapat bertanya lewat e-mail kepada pihak sekolah atau guru bidang studi. Demikian pula untuk guru yang berhalangan hadir dapat memberikan tugas via e-mail kepada siswa.
Ensiklopedia Sebagian perusahaan yang menjalankan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD-ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga duharapkan ensiklopedia di masa mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tetapi juga video dan audio. Jurnal atau majalah ilmiah Salah satu argumentasi umumnya di dunia pendidikan Indonesia adalah kurangny akses informasi ke jurnal atau majalah ilmiah yang berada di internet sehingga memudahkan bagi para siswa untuk mengakses informasi ilmiah terkahir yang ada di seluruh dunia.
Pengembangan homepage dan sistim distribusi bahan belajar secara elektronik (digital) Sistem pembelajaran melalui homepage dapat dikembangkan dalam bentuk sekolah maya (virtual school) sehingga semua kegiatan pembelajaran mulai dari akses bahan belajar, penilaian, dan kegiatan administrasi pendukung dapat secara online selama 24 jam.
Selanjutnya adalah video teleconference. Keberadaan teknologi informasi video teleconference memungkinkan bagi anak-anak di seluruh dunia untuk saling mengenal dan berhubungan satu dengan lainnya. Video teleconference di sekolah merupakan saranan untuk diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada kegiatan belajar mengajar yang bersifat sosial. Disamping itu dapat pula untuk pengamatan proses eksperimen dari seorang guru.
4. Perkembangan dan Implikasi TIK dalam Pendidikan di Indonesia
Kecenderungan perkembangan dan implikasi dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah:
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
2. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
BAB III
PENUTUP
Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas, yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah
yang cukup panjang. Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses pembelajaran masyarakat.
Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi pembelajaran. Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon berawalan e-, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e- bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.
DAFTAR PUSTAKA
Eric, Deeson. 1991. Dictionary of Information Technology. Glasgow, UK: Harper Collins Publishers.
Mahuri. Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. http://mahurianasla.blogspot.com/2011/06/sejarah-perkembangan-teknologi.html. Diunduh: 16/01/2012.
Sagita, Winda. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Bidang Pendidikan. http://staff.blog.ui.ac.id/harrybs/2009/04/24/perkembangan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-pada-bidang-pendidikan/. Diunduh: 16/01/2012.
Setiawan, Arief. Sejarah Perkembangan TIK dalam Pendidikan. http://ariefsetiawan80.blogspot.com/2011/02/sejarah-perkembangan-tik-dalam.html. Diunduh: 16/01/2012.
A. SEJARAH TIK KEL. 1
SEJARAH TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Pendahuluan
Tiga abad terakhir ini, masing-masing di tandai dengan dominasi teknologi yang berbeda. Abad ke-18 di dominasi oleh perkembangan sistem mekanik yang mengiringi revolusi industri. Abad ke-19 merupakan jaman mesin uap. Di abad ke-20 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah pengumpulan, pengolahan, dan distribusi informasi. Teknologi lainnya yang mengalami perkembangan pesat adalah instalasi jaringan telepon yang telah dapat menjangkau seluruh pelosok dunia, penemuan radio dan televisi, penemuan-penemuan baru di bidang industri komputer, dan peluncuran satelit-satelit komunikasi.
Akibat perkembangan teknologi yang demikian cepat, teknologi-teknologi tersebut menjadi saling terkait. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam hal pengumpulan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan informasi telah dapat di atasi. Perkembangan peradaban manusia di iringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama Internet. Teknologi Informasi memiliki pengertian gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari dan bahkan CD room. Teknologi komunikasi atau biasa juga disebut teknologi jarak jauh. Termasuk dalam kategori teknologi ini adalah telepon, radio dan televisi.
Sejarah Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. MasaPra-Sejarah (...s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini. Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
2. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal!
3000 SM
Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.
3. Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
Tahun 1861
Gambar bergerak yang peroyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang. Tahun 1876 Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
Tahun 1877
a. Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum.
b. Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.
Tahun 1899
Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.
Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Tahun 1945
Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.
Tahun 1946
Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.
Tahun 1948
Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
Tahun 1957
Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon. USSR Rusia pada saat itu meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps.
Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama
Tahun 1973 – 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.
Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi oleh Network Solution Inc, dan jasa Informasi oleh General Atomics/CERFnet,1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.
Daftar Pustaka
Horton, W. 2000 Designing Web-Based Training. Wiley
Siregar, Pada Oloan. 2004. Perancangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web. Jogjakarta: Skripsi Fakultas FMIPA Program Studi Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada.
Tanenbaum, Andrew S. 2000. Jaringan Komputer, Jilid 1. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.
Website http://itworlds.wordpress.com/2008/05/12/sejarah-teknologi-informasi/
Website http://www.ilmukomputer.org
Pendahuluan
Tiga abad terakhir ini, masing-masing di tandai dengan dominasi teknologi yang berbeda. Abad ke-18 di dominasi oleh perkembangan sistem mekanik yang mengiringi revolusi industri. Abad ke-19 merupakan jaman mesin uap. Di abad ke-20 ini, teknologi yang memegang peranan kunci adalah pengumpulan, pengolahan, dan distribusi informasi. Teknologi lainnya yang mengalami perkembangan pesat adalah instalasi jaringan telepon yang telah dapat menjangkau seluruh pelosok dunia, penemuan radio dan televisi, penemuan-penemuan baru di bidang industri komputer, dan peluncuran satelit-satelit komunikasi.
Akibat perkembangan teknologi yang demikian cepat, teknologi-teknologi tersebut menjadi saling terkait. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam hal pengumpulan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan informasi telah dapat di atasi. Perkembangan peradaban manusia di iringi dengan perkembangan cara penyampaian informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi Informasi. Mulai dari gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus informasi yang kemudian dikenal dengan nama Internet. Teknologi Informasi memiliki pengertian gabungan antara teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video.
Teknologi komputer adalah teknologi yang berhubungan dengan komputer, termasuk peralatan-peralatan yang berhubungan dengan komputer seperti printer, pembaca sidik jari dan bahkan CD room. Teknologi komunikasi atau biasa juga disebut teknologi jarak jauh. Termasuk dalam kategori teknologi ini adalah telepon, radio dan televisi.
Sejarah Teknologi Informasi dan Komunikasi
1. MasaPra-Sejarah (...s/d 3000 SM)
Pada awalnya Teknologi Informasi yang dikembangkan manusia pada masa ini berfungsi sebagai sistem untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini mereka mulai melakukan pengidentifikasian benda-benda yang ada disekitar lingkungan mereka tinggal dan mewakilinya dengan bentuk-bentuk yang kemudian mereka lukis pada dinding gua tempat mereka tinggal, karena kemampuan mereka dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai bentuk awal komunikasi mereka pada masa ini. Perkembangan selanjutnya adalah diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, isyarat asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya.
2. Masa Sejarah (3000 SM s/d 1400-an M)
Pada masa ini Teknologi Informasi belum menjadi teknologi masal seperti yang kita kenal sekarang ini, teknologi informasi masih digunakan oleh kalangan-kalangan terbatas saja, digunakan pada saat-saat khusus, dan mahal!
3000 SM
Untuk yang pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa sumeria dengan menggunakan simbol-simbol yang dibentuk dari pictograf sebagai huruf.
Simbol atau huruf-huruf ini juga mempunyai bentuk bunyi yang berbeda(penyebutan), sehingga mampu menjadi kata, kalimat dan bahasa.
2900 SM
Penggunakan Huruf Hierogliph pada bangsa Mesir Kuno Hierogliph merupakan bahasa simbol dimana setiap ungkapan di wakili oleh simbol yang berbeda, yang ketifka digabungkan menjadi satu akan mempunyai cara pengucapan dan arti yang berbeda, bentuk tulisan dan bahasa hierogliph ini lebih maju dibandingkan dengan tulisan bangsa Sumeria.
500 SM
Serat Papyrus digunakan sebagai kertas. Kertas yang terbuat dari serat pohon papyrus yang tumbuh disekitar sungai nil ini menjadi media menulis/media informasi yang lebih kuat dan fleksibel dibandingkan dengan lempengan tanah liat yang sebelumnya digunakan sebagai media informasi.
105 M
Bangsa Cina menemukan Kertas Kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina pada masa ini adalah kertas yang kita kenal sekarang, kertas ini dibuat dari serat bambu yang dihaluskan, disaring,dicuci kemudian diratakan dan dikeringkan, penemuan ini juga memungkinkan sistem pencetakan yang dilakukan dengan menggunakan blok kayu yang ditoreh dan dilumuri oleh tinta atau yang kita kenal sekarang dengan sistem Cap.
3. Masa Modern ( 1400-an M s/d sekarang )
Tahun 1455
Mesin Cetak yang menggunakan plat huruf yang tebuat dari besi yang bisa diganti-ganti dalam bingkai yang tebuat dari kayu dikembangkan untuk yang pertama kalinya oleh Johann Gutenberg.
Tahun 1830
Augusta Lady Byron Menulis program komputer yang pertama didunia berkerjasama dengan Charles Babbage menggunakan mesin Analytical-nya. Yang didesain mampu memasukan data, mengolah data dan menghasilkan bentuk keluaran dalam sebuah kartu. Mesin ini dikenal sebagai bentuk komputer digital yang pertama walaupun cara kerjanya lebih bersifat mekanis daripada bersifat digital, 94 tahun sebelum komputer digital pertama ENIAC I dibentuk.
Tahun 1837
Samuel Morse mengembangkan Telegraph dan bahasa kode Morse bersama Sir William Cook dan Sir Charles Wheatstone yang dikirim secara elektronik antara 2 tempat yang berjauhan melalui kabel yang menghubungkan kedua tempat tersebut. Pengiriman dan Penerimaan Informasi ini mampu dikirim dan diterima pada saat yang hampir bersamaan waktunya. Penemuan ini memungkinkan informasi dapat diterima dan dipergunakan secara luas oleh masyarakat tanpa dirintangi oleh jarak dan waktu.
Tahun 1861
Gambar bergerak yang peroyeksikan kedalam sebuah layar pertama kali di gunakan sebagai cikal bakal film sekarang. Tahun 1876 Melvyl Dewey mengembangkan sitem penulisan Desimal.
Tahun 1877
a. Alexander Graham Bell menciptakan dan mengembangkan Telepon yang dipergunakan pertama kali secara umum.
b. Fotografi dengan kecepatan tinggi ditemukan oleh Edweard Maybridge.
Tahun 1899
Dipergunakan sistem penyimpanan dalam Tape (pita) Magnetis yang pertama.
Tahun 1923
Zvorkyn menciptakan tabung TV yang pertama Tahun 1940. Dimulainya pengembangan Ilmu Pengetahuan dalam bidang Informasi pada masa Perang Dunia 2 yang dipergunakan untuk kepentingan pengiriman dan penerimaan dokumen-dokumen militer yang disimpan dalam bentuk magnetic tape.
Tahun 1945
Vannevar Bush mengembangkan sistem pengkodean menggunakan Hypertext.
Tahun 1946
Komputer digital pertama didunia ENIAC I dikembangkan.
Tahun 1948
Para peneliti di Bell Telephone mengembangkan Transistor.
Tahun 1957
Jean Hoerni mengembangkan transistor Planar. Teknologi ini memungkinkan pengembangan jutaan bahkan milyaran transistor dimasukan kedalam sebuah keping kecil kristal silikon. USSR Rusia pada saat itu meluncurkan sputnik sebagai satelit bumi buatan yang pertama yang bertugas sebagai mata-mata. Sebagai balasannya Amerika membentuk Advance Research Projects Agency (ARPA) dibawah kewenangan Departemen Pertahanan Amerika untuk mengembangkan ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi dalam bidang Militer.
Tahun 1962
Rand Paul Barand, dari perusahaan RAND, ditugaskan untuk mengembangkan suatu sistem jaringan desentralisasi yang mampu mengendalikan sistem pemboman dan peluncuran peluru kendali dalam perang Nuklir.
Tahun 1969
Sistem jaringan yang pertama dibentuk dengan menghubungkan 4 nodes (titik), antara University of California, SRI (Stanford), University California of Santa Barbara, dan University of Utah.dengan kekuatan 50Kbps.
Tahun 1972
Ray Tomlinson menciptakan program e-mail yang pertama
Tahun 1973 – 1990
Istilah INTERNET diperkenalkan dalam sebuah paper mengenai TCP/IP kemudian dilakukan pengembangan sebuah protokol jaringan yang kemudian difkenal dengan nama TCP/IP yang dikembangkan oleh grup dari DARPA, 1981 National Science Foundation mengembangkan Backbone yang disebut CSNET dengan kapasitas 56 Kbps untuk setiap institusi dalam pemerintahan. kemudian pada tahun 1986 IETF mengembangkan sebuah Server yang berfungsi sebagai alat koordinasi diantara; DARPA, ARPANET, DDN dan Internet Gateway.
Tahun 1991- Sekarang
Sistem bisnis dalam bidang IT pertama kali terjadi ketika CERN dalam menanggulangi biaya operasionalnya memungut bayaran dari para anggotanya. 1992 pembentukan komunitas Internet, dan diperkenalkannya istilah World Wide Web oleh CERN. 1993, NSF membentuk InterNIC untuk menyediakan jasa pelayanan Internet menyangkut direktori dan penyimpanan data serta database (oleh AT&T), Jasa Registrasi oleh Network Solution Inc, dan jasa Informasi oleh General Atomics/CERFnet,1994 pertumbuhan Internet melaju dengan sangat cepat dan mulai merambah kedalam segala segi kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. 1995, Perusahaan umum mulai diperkenankan menjadi provider dengan membeli jaringan di Backbone, langkah ini memulai pengembangan Teknologi Informasi khususnya Internet dan penelitian-penelitian untuk mengembangkan sistem dan alat yang lebih canggih.
Daftar Pustaka
Horton, W. 2000 Designing Web-Based Training. Wiley
Siregar, Pada Oloan. 2004. Perancangan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Web. Jogjakarta: Skripsi Fakultas FMIPA Program Studi Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada.
Tanenbaum, Andrew S. 2000. Jaringan Komputer, Jilid 1. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.
Website http://itworlds.wordpress.com/2008/05/12/sejarah-teknologi-informasi/
Website http://www.ilmukomputer.org
B. PENERAPAN TIK KEL. 4
PENERAPAN TIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEKOLAH DASAR
(DITINJAU DARI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT)
PENDIDIKAN BAHASA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
PENGANTAR
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan bahasa, penggunaan bahasa dikemas dalam empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut menjadi landasan pembelajaran sejak SD hingga perguruan tinggi. Setiap pebelajar diberdayakan kompetensinya untuk menguasai keempat aspek tersebut (meskipun sulit mencari orang yang menguasai keempatnya).
Dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, aspek keterampilan berbahasa menjadi komponen menarik untuk dikaji. Suatu teknologi ditemukan dan dikembangkan untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan teknologi segala hajat hidup dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Bahkan, para pemakai bahasa pun dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kompetensi berbahasa, baik secara reseptif maupun produktif.
Dalam makalah ini pemakalah mencoba memberikan peluang-peluang untuk menggunakan dan menerapkan teknologi sebagai media pembelajaran keterampilan berbahasa untuk sekolah dasar. Penerapan teknologi sebagai media pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar bahasa siswa sekolah dasar. Misalnya, penggunaan audiolingual dan audio visual telah berjaya meningkatkan hasil belajar bahasa (lihat Richards and Rogers, 1993). Pembelajaran yang seperti itu telah menjadi bagian dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Problematika yang dihadapi oleh guru bahasa Inggris di sekolah dasar dalam era globalisasi terkait dengan perkembangan TIK sangat krusial. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globlaisasi saat ini berimplikasi pada pergeseran paradigma dalam sistem pendidikan. Paradigma baru pembelajaran pada era globalisasi memberikan tantangan yang besar bagi guru. Pada era ini dalam melaksanakan profesinya, guru dituntut lebih meningkatkan profesionalitasnya. Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan keinginan dan kemampuan, baik secara intelektual maupun kondisi fisik yang prima.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru yang profesional di era globalisasi, yaitu; 1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, 2) penguasaan ilmu yang kuat, 3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi, dan 4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang profesional.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru tersebut terpenuhi, akan melahirkan profil guru yang kreatif dan dinamis yang dibutuhkan pada era globalisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1999), bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.
I. Kaitan TIK dengan Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Perkembangan TIK Bagi Guru Bahasa Inggris
Peranan guru bahasa Inggris dalam pendidikan terletak pada tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan profesinya sebagai alat pendidikan. Tugas dan tanggung jawab tersebut ber¬kaitan erat dengan kemampuan dasar yang disyaratkan untuk memangku jabatan profesi. Ke¬mampuan dasar itu adalah kompetensi guru, yang merupakan profesionalisme guru dalam melaksanakan profesinya. Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekan-kan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang erat seperti diketahui bahwa iptek menjadi bagian utama dalam isi pendidikan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan perkembangan iptek.
Seorang guru di sekolah dasar yang menguasai teknologi informasi salah satunya adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, analisis hasil belajar maupun kegiatan remedial dan enrichment telah memanfaatkan komputer secara optimal. Dokumen administrasi guru semuanya tersimpan secara digital dan setiap saat dapat diakses dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, persoalan waktu dan kesulitan teknis dapat dipangkas sehingga penyusunan dokumentasi administrasi pembelajaran dan dokumentasi soal-soal menjadi lebih mudah, efektif dan efisien.
Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks maka pendidikan dalam segala aspeknya mau tidak mau harus mengakomodasi perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan masyarakat. Lembaga pendidikan utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajaran seyogianya hasil perkembangan iptek mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi, maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Relevansi bahan ajaran dan cara penyajiannya dengan hakikat ilmu, sumber bahan ajaran itu merupakan satu tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Di banyak negara maju, teknologi TIK justru telah menjadi infrastruktur utama dalam hal proses pembelajaran. Lain halnya di Indonesia yang justru mengalami degradasi percepatan dalam hal mengikuti perkembangan teknologi dalam proses belajar mengajar. Khususnya pada sebagian besar sekolah-sekolah di Indonesia masih menggunakan metode pembelajaran pada era 1990an. Banyak faktor yang menyebabkan sistem pembelajaran di Indonesia belum bisa mengikuti perkembangan teknologi. Beberapa diantaranya adalah kurangnya SDM guru – dalam hal ini guru bahasa Inggris yang ahli dibidangnya dan menguasai penggunaan teknologi pendukung, serta mahalnya peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti komputer dekstop, notebook dan koneksi Internet yang masih dirasakan oleh sebagian besar orang yang terlibat pada proses pembelajaran. Kebutuhan penggunaan TIK tentunya disesuaikan oleh jenis sekolah tersebut. Sekolah berjenis teknik khususnya teknik informatika akan sangat tinggi dalam penggunaan ICT dibanding sekolah umum.
Teknologi komputer dapat berfungsi sebagai teknologi informasi maupun sebagai teknologi komunikasi. Seorang guru dalam konteks ini sejatinya menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Istilah Information and Communication Technology (ICT) dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Istilah TIK dalam makalah ini bukan TIK sebagai Mata Pelajaran, melainkan sebagai segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran. Dalam konteks ini, TIK sebagai information and communication technology based learning dan multimedia learning.
Secara akademis, pengertian teknologi informasi dapat dibedakan dengan teknologi komunikasi, meskipun pada prakteknya teknologi informasi dan komunikasi ibarat dua sisi mata uang. Teknologi informasi memiliki pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, pengunaan komputer sebagai alat bantu, manipulasi dan pengolahan informasi. Sementara teknologi komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya. Dalam konteks pembelajaran, TIK meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa.
Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar, pada umumnya guru bahasa Inggris masih berbicara tentang kaidah bahasa dan penggunaan bahasa secara komunikatif belum sampai pada penggunaan bahasa Inggris di bidang TIK. Maka dari itu, kebutuhan dukungan TIK juga sebagian besar tertuju hanya pada penyediaan informasi global. Bahkan karena itu pula sebagian besar guru bahasa Inggris beranggapan bahwa mereka tetap bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan TIK yang tinggi dan canggih. Untuk mendukung sistem pembelajaran, mereka merasa masih dapat menyediakannya lewat buku-buku perpustakaan dan koran yang berisi materi-materi tentang bahasa Inggris. Dalam aktifitas pemberian materi, mereka masih merasa puas dengan menggunakan overhead, papan tulis, dan fotokopi materi.
3. Faktor Pendukung yang Diperoleh Guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar dalam Pembelajaran dengan Memanfaatkan TIK
1) Dengan TIK materi pembelajaran yang diberikan guru di sekolah dasar melalui internet dapat memberikan sambungan (koneksivitas) dan jangkauan yang sangat luas (global).
2) Akses informasi tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur artinya, kita dapat melakukan pencarian inforasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari.
3) Akses informasi melalui internet lebih cepat dibanding dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di perpustakaan. Kita tinggal mengklik icon tertentu, maka apa yang kita inginkan akan muncul pada layar computer kita.
4) Akses internet juga dapat menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan bernalar serta pengetahuan kita.
5) Kita dapat berdiskusi tentang berbagai hal dengan siswa , teman, jika kita memesuki mailing list atau melakukan chatting.
6) Dibandingkan dengan membeli buku atau majalah asli, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah. Apalagi pada saat ini banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara Cuma-Cuma (gratis) kita tinggal mendoanload atau mencetak file naskah yang kita butuhkan.
4. Faktor Penghambat yang Dihadapi Guru Bahasa Inggris dalam Pembelajaran dengan MemanfaatkanTIK
Penggunaan teknologi untuk memperbaiki pendidikan masih dapat dipertimbangkan. Beberapa keuntungan dari penggunaan teknologi informasi untuk sistim pembelajaran di luar kelas adalah:
1) penambahan akses untuk belajar,
2) penambahan sumber informasi yang lebih baik,
3) penambahan ketersediaan media alternatif untuk mengakomodasi strategi pembelajaran yang beraneka ragam,
4) motivasi belajar menjadi semakin tinggi, dan, model pembelajaran individu maupun kelompok menjadi lebih potensial (Niemi and Gooler, 1987). Pendapat lain menyebutkan keuntungan potensial penggunaan TIK dalam proses pembelajaran (Massy and Zemsky, 1995) adalah:
1. penyediaan akses ketersediaan informasi tanpa batas lewat Internet dan onlinedatabase,
2. membuka batasan waktu dan ruang untuk aktifitas pembelajaran,
3. menjadikan guru bahasa Inggris sebagai orang terbaik bagi siswa lewat sistem pengajaran berbasis multimedia,
4. menyediakan sistem pembelajaran mandiri, menyikapi kepekaan dalam perbedaan cara pembelajaran, dan menyediakan monitoring kemajuan dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan,
5. membuat penyelenggara edukasi menjadi lebih outcomeoriented, dengan menambah kemampuan institusi dalam bereksperimen dan berinovasi,
6. menambah produktifitas pengetahuan, dan
7. memberikan siswa untuk dapat mengontrol proses dan keuntungan dalam belajar dengan secara aktif dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab secara personal. Penggunaan teknologi yang membuat edukasi menjadi lebih baik tidak akan terwujud tanpa adanya perubahan paradigma dalam edukasi itu sendiri.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
Selain itu, masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah.
Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Sehingga guru-guru sekolah dasar di Indonesia memiliki kesempatan dalam memanfaatkan TIK. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah. Kendala lain yang dihadapi guru bahasa Inggris khususnya di lapangan ketika membuat persiapan pembelajaran adalah terbatasnya buku sumber materi pembelajaran. Keberadaan perpustakaan di sekolah pun tidak dapat menjawab permasalahan kurangnya sumber belajar. Keterbatasan anggaran yang ada di sekolah semakin melengkapi alasan kurangnya ketesediaan sumber bahan ajar.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dewasa ini telah memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam mengatasi kesulitan sumber bahan ajar. Internet menyediakan solusi bagi guru dalam membuat persiapan pembelajaran yang berbasis TIK. Guru tinggal mengakses dan berselancar di internet untuk mencari dan menemukan materi yang dibutuhkan sebagai bahan ajar di kelas.
Interconnected Network atau lebih populer dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet dapat memberikan informasi yang mendidik, positif dan bermanfaat bagi manusia, namun juga dapat dijadikan lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental dan keimanan masing-masing lah yang menentukan batas-batasnya.
Dengan adanya internet sejatinya persoalan kurangnya sumber bahan ajar tidak menjadi persoalan lagi bagi guru, karena internet sendiri adalah lautan informasi di belantara dunia maya. Apapun dapat diakses oleh guru asalkan tahu caranya. Internet adalah pintu gerbang informasi yang terbuka sehingga siapapun dapat mengakses, termasuk siswa. Saat ini, sulit sekali ditemukan siswa yang tidak mengenal dan akrab dengan internet terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan.
Namun demikian, saat ini kesadaran akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi kepentingan dunia pendidikan sudah merasuki semua stockholder pendidikan. Ketika guru mengajar di kelas multimedia, maka disamping menggunakan aplikasi powerpoint sebagai software presentasi, maka guru dapat memasukkan bahan ajar yang berbasis TIK ke dalam presentasi tersebut. Powerpoint dalam kaitannya dengan bahan ajar yang berbasis TIK tidak lebih hanya sebagai media yang menampilkan bahan ajar tersebut supaya lebih menarik. Sementara bahan ajar itu sendiri bersumber dari internet atau pun dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan software tertentu.
Pendidikan berbasis TIK memang memerlukan anggaran yang amat besar. Tetapi, untuk melaksanakan program penggunaan TIK tersebut, apa yang harus dilakukan pemerintah adalah menyusun naskah akedemis atau pun semacam blue book yang akan digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk pelaksanaan program tersebut. Katakanlah bahwa anggaran untuk pelaksanaan program TIK tersebut memang sudah disiapkan sepenuhnya oleh pemerintah.
II. Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Berbasis TIK
1. Aspek Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran
Keterampilan berbahasa merupakan aspek kemampuan berbahasa yang menjadi sasaran tumpu para pebelajar bahasa. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan para pengajar terus berupaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa melalui pencapaian kompetensi berbahasa, yakni menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Bahkan, dalam KTSP untuk SMP dan SMA (MA) dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan
Memahami wacana lisan (dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar) dan pembacaan karya sastra berbentuk (puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel) yang sederhana untuk anak – anak sekolah dasar
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, serta menceritakan makna pembacaan puisi
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra (berbentuk tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato) serta teks sastra berbentuk (puisi, hikayat, novel, biografi, puisi) yang sederhana
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, rangkuman, ringkasan, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik yang sesuai pada tingkat sekolah dasar
Dengan mencermati SKL disekolah dasar tersebut tersebut kita dapat berkreasi menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga semua butir SKL terpenuhi pada akhir jenjang pendidikan sekolah dasar. Butir-butir SKL tersebut mengarah pada penggunaan bahasa. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa di sekolah diarahkan untuk keterampilan berbahasa terutama kemampuan dasar seperti pengetahuan kosakata atau ujaran sederhana.
2. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Inggris
Teknologi merupakan produk kreatif manusia untuk memenuhi berbagai keperluan hidup secara efektif. Tak pelak lagi internet telah memengaruhi pola berkomunikasi antarmanusia dalam dunia maya. Melalui internet setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta.
Internet menawarkan banyak fasilitas untuk dunia pendidikan. Fasilitas komunikasi yang disediakan internet telah memungkinkan kelas online menjadi kenyataan dengan mempergunakan halaman web berbasis teks, surat elektronik (e-mail), pertukaran teks dan atau suara secara langsung (Internet Relay Chat), dan berbagai fasilitas multimedia interaktif. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar dapat dilaksanakan, baik yang bersifat tertunda (delayed, seperti melalui e-mail) maupun secara langsung atau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audio-video conferencing). baru dan memperkuat kemampuan mereka berbahasa Inggris.
Dengan mencermati berbagai penelitian tersebut, tampaknya dalam pembelajaran keterampilan berbahasa para pengajar bahasa perlu melakukan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Berikut ini pemakalah sajikan beberapa topik dari aspek keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan TIK dalam model pembelajarannya.
3. Model Pembelajaran Keterampilan Membaca
Sebuah model pembelajaran yang berbasis TIK dapat dilaksanakan dengan baik apabila segala perangkatnya dapat disiapkan dengan baik pula. Salah satu perangkat yang tidak dapat dihindari adalah kemampuan pengajar mengenal berbagai program yang berkenaan dengan teknologi yang digunakan. Sebagaimana yang tersaji pada bagian topik untuk setiap aspek keterampilan berbahasa, model pembelajaran keterampilan membaca dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat teknologi, baik yang bersifat interaktif maupun yang tidak. Tatarancang untuk model pembelajarannya tidak berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Yang membedakannya terletak pada kegiatan belajar-mengajar.
4. Model Pembelajaran Menulis melalui Internet
Selain keterampilan membaca, TIK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis.
5. Solusi yang Bisa Ditawarkan dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Inggris dan Perkembangan TIK
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi pengembangan pendidikan, antara lain:
1. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.
2. Peran pemerintah bukan sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan, namun pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman saing.
4. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.
5. Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7. Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb).
PENUTUP
TIK bukan lagi menjadi bahan asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Salah satu bukti pentingnya TIK adalah untuk pemerataan pendidikan dengan kondisi geografis Indonesia yang luas sangat diperlukan TIK. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu, sekolah dan guru tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan keterbatasan akses dan wawasan.
Guru sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu yang harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah dan guru bersangkutan. Pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti microsoft office khususnya powerpoint atau aplikasi membuat animasi penting dilakukan untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis TIK. Pelatihan tersebut baiknya diadakan di setiap sekolah dengan melibatkan seluruh guru mata pelajaran sehingga akan ada pemerataan pemahaman tentang materi pelatihan yang diberikan.
Bahwa terdapat tantangan-tantangan seperti keterbatasan anggaran untuk melengkapi infrastruktur yang mendukung pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi ini adalah fakta, namun satu hal yang perlu dilakukan adalah membuat satu langkah awal yang mengarah pada penguasaan teknologi baik oleh guru maupun oleh siswa. Satu langkah awal selalu diikuti oleh langkah berikutnya dan terkadang oleh suatu lompatan besar. Karena itu, sekolah dan guru harus memprioritaskan penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam program prioritas. Seluruh sumber daya yang ada secara sinergis diarahkan pada pencapaian program ini.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan. (Ed.). 2000. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Pusat Bahasa
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001
Efendi, Anwar (Ed). 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana
Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet : Tantangan dan Peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar), Kencana Media Group dan Universitas Negeri Jakarta.
Idris, Naswil, 2001, “Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era Teknologi Informasi”, Semarang
Moeliono, Anton. 2000. “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi” dalam Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan (Ed.). Jakarta: Pusat Bahasa
Munsyi, Alif Danya. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: KPG
Pateda, Mansoer. 1991. “Pengaruh Arus Globalisasi terhadap Pembinaan Bahasa di Indonesia”. Makalah Munas V dan Semloknas I HPBI: Padang: Panitia Penyelenggara
Rakhmat, J.1999 . Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana (terjemahan dari: Approaches To Discourse). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Grasindo
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan (Terj. dari: Language, Society and Power). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
W. Jorgensen, Marianne dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis WacanaTeori dan Metode (terjemahan dari: Discourse Analisys). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(DITINJAU DARI FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT)
PENDIDIKAN BAHASA
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
PENGANTAR
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan bahasa, penggunaan bahasa dikemas dalam empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut menjadi landasan pembelajaran sejak SD hingga perguruan tinggi. Setiap pebelajar diberdayakan kompetensinya untuk menguasai keempat aspek tersebut (meskipun sulit mencari orang yang menguasai keempatnya).
Dikaitkan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, aspek keterampilan berbahasa menjadi komponen menarik untuk dikaji. Suatu teknologi ditemukan dan dikembangkan untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan teknologi segala hajat hidup dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Bahkan, para pemakai bahasa pun dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kompetensi berbahasa, baik secara reseptif maupun produktif.
Dalam makalah ini pemakalah mencoba memberikan peluang-peluang untuk menggunakan dan menerapkan teknologi sebagai media pembelajaran keterampilan berbahasa untuk sekolah dasar. Penerapan teknologi sebagai media pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar bahasa siswa sekolah dasar. Misalnya, penggunaan audiolingual dan audio visual telah berjaya meningkatkan hasil belajar bahasa (lihat Richards and Rogers, 1993). Pembelajaran yang seperti itu telah menjadi bagian dalam upaya meningkatkan hasil belajar.
Problematika yang dihadapi oleh guru bahasa Inggris di sekolah dasar dalam era globalisasi terkait dengan perkembangan TIK sangat krusial. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globlaisasi saat ini berimplikasi pada pergeseran paradigma dalam sistem pendidikan. Paradigma baru pembelajaran pada era globalisasi memberikan tantangan yang besar bagi guru. Pada era ini dalam melaksanakan profesinya, guru dituntut lebih meningkatkan profesionalitasnya. Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan keinginan dan kemampuan, baik secara intelektual maupun kondisi fisik yang prima.
Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru yang profesional di era globalisasi, yaitu; 1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, 2) penguasaan ilmu yang kuat, 3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi, dan 4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang profesional.
Apabila syarat-syarat profesionalisme guru tersebut terpenuhi, akan melahirkan profil guru yang kreatif dan dinamis yang dibutuhkan pada era globalisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1999), bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang inovatif. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, guru memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator, change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.
I. Kaitan TIK dengan Pembelajaran Bahasa Inggris
1. Perkembangan TIK Bagi Guru Bahasa Inggris
Peranan guru bahasa Inggris dalam pendidikan terletak pada tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan profesinya sebagai alat pendidikan. Tugas dan tanggung jawab tersebut ber¬kaitan erat dengan kemampuan dasar yang disyaratkan untuk memangku jabatan profesi. Ke¬mampuan dasar itu adalah kompetensi guru, yang merupakan profesionalisme guru dalam melaksanakan profesinya. Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekan-kan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan salah satu hasil usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang erat seperti diketahui bahwa iptek menjadi bagian utama dalam isi pendidikan. Dengan kata lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan perkembangan iptek.
Seorang guru di sekolah dasar yang menguasai teknologi informasi salah satunya adalah guru yang dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar, analisis hasil belajar maupun kegiatan remedial dan enrichment telah memanfaatkan komputer secara optimal. Dokumen administrasi guru semuanya tersimpan secara digital dan setiap saat dapat diakses dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, persoalan waktu dan kesulitan teknis dapat dipangkas sehingga penyusunan dokumentasi administrasi pembelajaran dan dokumentasi soal-soal menjadi lebih mudah, efektif dan efisien.
Dengan perkembangan iptek dan kebutuhan masyarakat yang makin kompleks maka pendidikan dalam segala aspeknya mau tidak mau harus mengakomodasi perkembangan itu, baik perkembangan iptek maupun perkembangan masyarakat. Lembaga pendidikan utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan ajaran seyogianya hasil perkembangan iptek mutakhir, baik yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi, maupun cara memperoleh informasi itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Relevansi bahan ajaran dan cara penyajiannya dengan hakikat ilmu, sumber bahan ajaran itu merupakan satu tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Di banyak negara maju, teknologi TIK justru telah menjadi infrastruktur utama dalam hal proses pembelajaran. Lain halnya di Indonesia yang justru mengalami degradasi percepatan dalam hal mengikuti perkembangan teknologi dalam proses belajar mengajar. Khususnya pada sebagian besar sekolah-sekolah di Indonesia masih menggunakan metode pembelajaran pada era 1990an. Banyak faktor yang menyebabkan sistem pembelajaran di Indonesia belum bisa mengikuti perkembangan teknologi. Beberapa diantaranya adalah kurangnya SDM guru – dalam hal ini guru bahasa Inggris yang ahli dibidangnya dan menguasai penggunaan teknologi pendukung, serta mahalnya peralatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti komputer dekstop, notebook dan koneksi Internet yang masih dirasakan oleh sebagian besar orang yang terlibat pada proses pembelajaran. Kebutuhan penggunaan TIK tentunya disesuaikan oleh jenis sekolah tersebut. Sekolah berjenis teknik khususnya teknik informatika akan sangat tinggi dalam penggunaan ICT dibanding sekolah umum.
Teknologi komputer dapat berfungsi sebagai teknologi informasi maupun sebagai teknologi komunikasi. Seorang guru dalam konteks ini sejatinya menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Istilah Information and Communication Technology (ICT) dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Istilah TIK dalam makalah ini bukan TIK sebagai Mata Pelajaran, melainkan sebagai segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran. Dalam konteks ini, TIK sebagai information and communication technology based learning dan multimedia learning.
Secara akademis, pengertian teknologi informasi dapat dibedakan dengan teknologi komunikasi, meskipun pada prakteknya teknologi informasi dan komunikasi ibarat dua sisi mata uang. Teknologi informasi memiliki pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, pengunaan komputer sebagai alat bantu, manipulasi dan pengolahan informasi. Sementara teknologi komunikasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke perangkat yang lainnya. Dalam konteks pembelajaran, TIK meliputi segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan komputer untuk mengolah informasi dan sebagai alat bantu pembelajaran serta sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa.
Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar, pada umumnya guru bahasa Inggris masih berbicara tentang kaidah bahasa dan penggunaan bahasa secara komunikatif belum sampai pada penggunaan bahasa Inggris di bidang TIK. Maka dari itu, kebutuhan dukungan TIK juga sebagian besar tertuju hanya pada penyediaan informasi global. Bahkan karena itu pula sebagian besar guru bahasa Inggris beranggapan bahwa mereka tetap bisa berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan TIK yang tinggi dan canggih. Untuk mendukung sistem pembelajaran, mereka merasa masih dapat menyediakannya lewat buku-buku perpustakaan dan koran yang berisi materi-materi tentang bahasa Inggris. Dalam aktifitas pemberian materi, mereka masih merasa puas dengan menggunakan overhead, papan tulis, dan fotokopi materi.
3. Faktor Pendukung yang Diperoleh Guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar dalam Pembelajaran dengan Memanfaatkan TIK
1) Dengan TIK materi pembelajaran yang diberikan guru di sekolah dasar melalui internet dapat memberikan sambungan (koneksivitas) dan jangkauan yang sangat luas (global).
2) Akses informasi tidak dibatasi oleh waktu karena dunia maya yang dihadirkan secara global tidak pernah tidur artinya, kita dapat melakukan pencarian inforasi melalui internet kapan saja selama 24 jam sehari.
3) Akses informasi melalui internet lebih cepat dibanding dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di perpustakaan. Kita tinggal mengklik icon tertentu, maka apa yang kita inginkan akan muncul pada layar computer kita.
4) Akses internet juga dapat menyediakan kegiatan pembelajaran interaktif yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan bernalar serta pengetahuan kita.
5) Kita dapat berdiskusi tentang berbagai hal dengan siswa , teman, jika kita memesuki mailing list atau melakukan chatting.
6) Dibandingkan dengan membeli buku atau majalah asli, penelusuran informasi melalui internet jauh lebih murah. Apalagi pada saat ini banyak situs yang menyediakan jasa informasi secara Cuma-Cuma (gratis) kita tinggal mendoanload atau mencetak file naskah yang kita butuhkan.
4. Faktor Penghambat yang Dihadapi Guru Bahasa Inggris dalam Pembelajaran dengan MemanfaatkanTIK
Penggunaan teknologi untuk memperbaiki pendidikan masih dapat dipertimbangkan. Beberapa keuntungan dari penggunaan teknologi informasi untuk sistim pembelajaran di luar kelas adalah:
1) penambahan akses untuk belajar,
2) penambahan sumber informasi yang lebih baik,
3) penambahan ketersediaan media alternatif untuk mengakomodasi strategi pembelajaran yang beraneka ragam,
4) motivasi belajar menjadi semakin tinggi, dan, model pembelajaran individu maupun kelompok menjadi lebih potensial (Niemi and Gooler, 1987). Pendapat lain menyebutkan keuntungan potensial penggunaan TIK dalam proses pembelajaran (Massy and Zemsky, 1995) adalah:
1. penyediaan akses ketersediaan informasi tanpa batas lewat Internet dan onlinedatabase,
2. membuka batasan waktu dan ruang untuk aktifitas pembelajaran,
3. menjadikan guru bahasa Inggris sebagai orang terbaik bagi siswa lewat sistem pengajaran berbasis multimedia,
4. menyediakan sistem pembelajaran mandiri, menyikapi kepekaan dalam perbedaan cara pembelajaran, dan menyediakan monitoring kemajuan dalam proses pembelajaran secara berkelanjutan,
5. membuat penyelenggara edukasi menjadi lebih outcomeoriented, dengan menambah kemampuan institusi dalam bereksperimen dan berinovasi,
6. menambah produktifitas pengetahuan, dan
7. memberikan siswa untuk dapat mengontrol proses dan keuntungan dalam belajar dengan secara aktif dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab secara personal. Penggunaan teknologi yang membuat edukasi menjadi lebih baik tidak akan terwujud tanpa adanya perubahan paradigma dalam edukasi itu sendiri.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
Selain itu, masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah.
Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet. Sehingga guru-guru sekolah dasar di Indonesia memiliki kesempatan dalam memanfaatkan TIK. Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah. Kendala lain yang dihadapi guru bahasa Inggris khususnya di lapangan ketika membuat persiapan pembelajaran adalah terbatasnya buku sumber materi pembelajaran. Keberadaan perpustakaan di sekolah pun tidak dapat menjawab permasalahan kurangnya sumber belajar. Keterbatasan anggaran yang ada di sekolah semakin melengkapi alasan kurangnya ketesediaan sumber bahan ajar.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat dewasa ini telah memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru dalam mengatasi kesulitan sumber bahan ajar. Internet menyediakan solusi bagi guru dalam membuat persiapan pembelajaran yang berbasis TIK. Guru tinggal mengakses dan berselancar di internet untuk mencari dan menemukan materi yang dibutuhkan sebagai bahan ajar di kelas.
Interconnected Network atau lebih populer dengan sebutan internet adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Internet dapat memberikan informasi yang mendidik, positif dan bermanfaat bagi manusia, namun juga dapat dijadikan lahan kejelekan dan kemaksiatan. Hanya etika, mental dan keimanan masing-masing lah yang menentukan batas-batasnya.
Dengan adanya internet sejatinya persoalan kurangnya sumber bahan ajar tidak menjadi persoalan lagi bagi guru, karena internet sendiri adalah lautan informasi di belantara dunia maya. Apapun dapat diakses oleh guru asalkan tahu caranya. Internet adalah pintu gerbang informasi yang terbuka sehingga siapapun dapat mengakses, termasuk siswa. Saat ini, sulit sekali ditemukan siswa yang tidak mengenal dan akrab dengan internet terutama mereka yang tinggal di daerah perkotaan.
Namun demikian, saat ini kesadaran akan pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagi kepentingan dunia pendidikan sudah merasuki semua stockholder pendidikan. Ketika guru mengajar di kelas multimedia, maka disamping menggunakan aplikasi powerpoint sebagai software presentasi, maka guru dapat memasukkan bahan ajar yang berbasis TIK ke dalam presentasi tersebut. Powerpoint dalam kaitannya dengan bahan ajar yang berbasis TIK tidak lebih hanya sebagai media yang menampilkan bahan ajar tersebut supaya lebih menarik. Sementara bahan ajar itu sendiri bersumber dari internet atau pun dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan software tertentu.
Pendidikan berbasis TIK memang memerlukan anggaran yang amat besar. Tetapi, untuk melaksanakan program penggunaan TIK tersebut, apa yang harus dilakukan pemerintah adalah menyusun naskah akedemis atau pun semacam blue book yang akan digunakan sebagai acuan atau pedoman untuk pelaksanaan program tersebut. Katakanlah bahwa anggaran untuk pelaksanaan program TIK tersebut memang sudah disiapkan sepenuhnya oleh pemerintah.
II. Model Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Berbasis TIK
1. Aspek Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran
Keterampilan berbahasa merupakan aspek kemampuan berbahasa yang menjadi sasaran tumpu para pebelajar bahasa. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan para pengajar terus berupaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa melalui pencapaian kompetensi berbahasa, yakni menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Bahkan, dalam KTSP untuk SMP dan SMA (MA) dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut:
1. Mendengarkan
Memahami wacana lisan (dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar) dan pembacaan karya sastra berbentuk (puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel) yang sederhana untuk anak – anak sekolah dasar
2. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, serta menceritakan makna pembacaan puisi
3. Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra (berbentuk tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato) serta teks sastra berbentuk (puisi, hikayat, novel, biografi, puisi) yang sederhana
4. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, rangkuman, ringkasan, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik yang sesuai pada tingkat sekolah dasar
Dengan mencermati SKL disekolah dasar tersebut tersebut kita dapat berkreasi menggunakan berbagai model pembelajaran sehingga semua butir SKL terpenuhi pada akhir jenjang pendidikan sekolah dasar. Butir-butir SKL tersebut mengarah pada penggunaan bahasa. Dengan kata lain, pembelajaran bahasa di sekolah diarahkan untuk keterampilan berbahasa terutama kemampuan dasar seperti pengetahuan kosakata atau ujaran sederhana.
2. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Inggris
Teknologi merupakan produk kreatif manusia untuk memenuhi berbagai keperluan hidup secara efektif. Tak pelak lagi internet telah memengaruhi pola berkomunikasi antarmanusia dalam dunia maya. Melalui internet setiap orang dapat berkomunikasi. Bahkan, dunia pendidikan pun tidak luput untuk memanfaatkannya sehingga kelas maya dapat tercipta.
Internet menawarkan banyak fasilitas untuk dunia pendidikan. Fasilitas komunikasi yang disediakan internet telah memungkinkan kelas online menjadi kenyataan dengan mempergunakan halaman web berbasis teks, surat elektronik (e-mail), pertukaran teks dan atau suara secara langsung (Internet Relay Chat), dan berbagai fasilitas multimedia interaktif. Dengan demikian, kegiatan belajar-mengajar dapat dilaksanakan, baik yang bersifat tertunda (delayed, seperti melalui e-mail) maupun secara langsung atau instan (real-time, misalnya melalui IRC dan audio-video conferencing). baru dan memperkuat kemampuan mereka berbahasa Inggris.
Dengan mencermati berbagai penelitian tersebut, tampaknya dalam pembelajaran keterampilan berbahasa para pengajar bahasa perlu melakukan inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Berikut ini pemakalah sajikan beberapa topik dari aspek keterampilan berbahasa yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan TIK dalam model pembelajarannya.
3. Model Pembelajaran Keterampilan Membaca
Sebuah model pembelajaran yang berbasis TIK dapat dilaksanakan dengan baik apabila segala perangkatnya dapat disiapkan dengan baik pula. Salah satu perangkat yang tidak dapat dihindari adalah kemampuan pengajar mengenal berbagai program yang berkenaan dengan teknologi yang digunakan. Sebagaimana yang tersaji pada bagian topik untuk setiap aspek keterampilan berbahasa, model pembelajaran keterampilan membaca dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat teknologi, baik yang bersifat interaktif maupun yang tidak. Tatarancang untuk model pembelajarannya tidak berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Yang membedakannya terletak pada kegiatan belajar-mengajar.
4. Model Pembelajaran Menulis melalui Internet
Selain keterampilan membaca, TIK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis.
5. Solusi yang Bisa Ditawarkan dalam Mengatasi Problematika Pembelajaran Bahasa Inggris dan Perkembangan TIK
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi pengembangan pendidikan, antara lain:
1. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment dan karakteristik masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi.
2. Peran pemerintah bukan sebagai penggerak, penentu dan penguasa dalam pendidikan, namun pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman saing.
4. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.
5. Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.
7. Pemanfaatan teknologi informasi, yaitu: lembaga-lembaga pendidikan baik jalur pendidikan formal, informal maupun jalur non formal dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam mengakses informasi dalam mengembangkan potensi diri dan lingkungannya (misal; penggunaan internet, multi media pembelajaran, sistem informasi terpadu, dsb).
PENUTUP
TIK bukan lagi menjadi bahan asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Salah satu bukti pentingnya TIK adalah untuk pemerataan pendidikan dengan kondisi geografis Indonesia yang luas sangat diperlukan TIK. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu, sekolah dan guru tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan keterbatasan akses dan wawasan.
Guru sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu yang harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah dan guru bersangkutan. Pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti microsoft office khususnya powerpoint atau aplikasi membuat animasi penting dilakukan untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis TIK. Pelatihan tersebut baiknya diadakan di setiap sekolah dengan melibatkan seluruh guru mata pelajaran sehingga akan ada pemerataan pemahaman tentang materi pelatihan yang diberikan.
Bahwa terdapat tantangan-tantangan seperti keterbatasan anggaran untuk melengkapi infrastruktur yang mendukung pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi ini adalah fakta, namun satu hal yang perlu dilakukan adalah membuat satu langkah awal yang mengarah pada penguasaan teknologi baik oleh guru maupun oleh siswa. Satu langkah awal selalu diikuti oleh langkah berikutnya dan terkadang oleh suatu lompatan besar. Karena itu, sekolah dan guru harus memprioritaskan penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam program prioritas. Seluruh sumber daya yang ada secara sinergis diarahkan pada pencapaian program ini.
Daftar Pustaka
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan. (Ed.). 2000. Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Pusat Bahasa
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformasi Pendidikan dalam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001
Efendi, Anwar (Ed). 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana
Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet : Tantangan dan Peluangnya dalam Mozaik Teknologi Pendidikan (Dewi salma dan Eveline Siregar), Kencana Media Group dan Universitas Negeri Jakarta.
Idris, Naswil, 2001, “Pengembangan dan Peranan Sumber Daya Manusia di Era Teknologi Informasi”, Semarang
Moeliono, Anton. 2000. “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi” dalam Hasan Alwi, Dendy Sugono, dan A. Rozak Zaidan (Ed.). Jakarta: Pusat Bahasa
Munsyi, Alif Danya. 2005. Bahasa Menunjukkan Bangsa. Jakarta: KPG
Pateda, Mansoer. 1991. “Pengaruh Arus Globalisasi terhadap Pembinaan Bahasa di Indonesia”. Makalah Munas V dan Semloknas I HPBI: Padang: Panitia Penyelenggara
Rakhmat, J.1999 . Psikologi Komunikasi. Bandung: Rosdakarya
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana (terjemahan dari: Approaches To Discourse). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Semiawan, C.R. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XXI. Jakarta: Grasindo
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan (Terj. dari: Language, Society and Power). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
W. Jorgensen, Marianne dan Louise J. Phillips. 2007. Analisis WacanaTeori dan Metode (terjemahan dari: Discourse Analisys). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. PENERAPAN TIK KEL. 3
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Penerapan TIK dalam Pembelajaran Tingkat SMP
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
BAB I
PENDAHULUAN
Komputer yang merupakan titik awal pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sekarang ini, digunakan bukan hanya untuk satu aspek atau satu bidang tertentu. Kebutuhan manusia dan perkembangan di bidang teknologi dan komunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh pula pada bidang pen-didikan.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdam-pak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.
Media sangat membantu guru dan siswa untuk penyampaian informasi, dan hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar. Dengan media, siswa dan guru mudah untuk mengakses informasi, menyampaikan materi, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya, tanpa harus membuang waktu untuk hanya sekedar melakukan aktivitas mendengar dan menulis.
Pengenalan dan pemanfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar dan bekerja kelak.
Keperluan akan penguasaan TIK telah diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004 dan sekarang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya kurikulum TIK ini akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas penilaian kemajuan siswa, dan kualitas administrasi sekolah.
Adanya KTSP yang berbasis sekolah memberikan kesempatan seluas luasnya kepada sekolah untuk mengatur segala aktivitas pembelajarannya termasuk media yang digunakan. Dengan TIK, guru dan siswa dapat meman-faatkan soft ware dan hard ware untuk mendukung proses pembelajaran.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TIK dalam Proses Pembelajaran
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan istilah teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Selanjutnya Sudjana mengatakan bahwa teknologi pengajaran adalah merupakan sebuah konsep yang kompleks sehingga memerlukan definisi yang kompleks pula. Definisi-definisi yang muncul hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan sebab tidak ada satu pun definisi yang lengkap. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi balajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika telah membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Tabel 1.
Arah Perubahan Pendidikan
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Baru
1. Teacher centered (terpusat kepada guru)
2. Single media (satu media yg digunakan)
3. Isolated work (bekerja sendiri-sendiri)
4. Information delivery (pengirim informasi)
5. Factual knowledge based-learning (fakta pengetahuan berdasarkan pembelajaran) 1. Students centered (terpusat kepada siswa)
2. Multimedia (beragam media yg digunakan)
3. Collaborative work (kerja sama)
4. Information exchange (pertukaran informasi)
5. Critical thinking and informed decision making (berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi)
(Indrianto, 2006)
Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Jadi multimedia pembelajaran bisa dijabarkan sebagai:
Adanya lebih dari satu media yang konvergen;
Interaktif;
Mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian nipa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain,
Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin;
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk: mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri;
Memperhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan;
Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
Sementara itu program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut:
1. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
3. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
4. Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
5. Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer. CD dapat menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, seperti: teks, gambar, presentasi, slide, audio dan video. Dalam kaitannya dengan pem-belajaran, sudah cukup banyak materi pembelajaran yang disimpan dalam bentuk CD-Rom dan mudah didapatkan di pasaran. Kontennya juga cukup bervariasi dari berbagai bidang ilmu. Penyajian materi pada umumnya lebih interaktif. Pustekom Jakarta telah banyak memproduksi CD pembelajaran dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Beberapa contoh CD dengan materi interaktif adalah Longman Interactive English Dictionary (ISBN 0 5 822 3694 0), Encyclopedia Britanica, Compton’s Interactive Encyclopedia, dan Learn to Speak English.
2) Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerin-tahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau. Beberapa fasilitas dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah email, forum diskusi, web browsing, dan chatroom. Email adalah fasilitas internet yang digunakan untuk berkorespondensi, mengirim dan menerima surat, gambar, suara, dan video. Dengan fasilitas ini, guru dapat mengirim tugas kepada siswa, dan sebaliknya siswa dan menyetor tugasnya. Bahkan pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa memanfaatkan fasilitas ini untuk mengkonsultasikan tugas akhirnya dan koreksi dapat secara langsung dilakukan oleh dosen pada naskah tugas akhir yang dikirim oleh mahasiswanya.
Guru atau siswa dapat pula menggunakan fasilitas ini untuk mengikuti milis (mailing list) sesuai bidang yang diminati, misalnya budaya, teknologi informasi,dan sains. Web browsing adalah kegiatan penelusuran sumber informasi yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa saat ini sumber informasi yang terkaya dan terkini adalah internet. Beberapa bentuk sumber informasi yang dapat diperoleh antara lain adalah buku elektronik (e-book), jurnal, majalah, surat kabar, artikel, materi pembelajaran siap pakai, rencana pembelajaran, gambar, suara, video, dan laporan hasil penelitian. Dengan kata lain, internet dapat dianggap sebagai perpustakaan elektronik (e-library). Oleh sebab itu, kehadiran internet ini seyogyanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru untuk memperkaya sumber bahan ajarnya.
Ada dua cara yang umum orang lakukan dalam menelusur informasi di internet, yakni memasukkan alamat situs pada address bar atau memasukkan kata kunci pada bagian pencarian search engine. Berikut ini adalah beberapa alamat situs search engine dan situs web tertentu yaitu: www.yahoo.com, www.google.co.id, www.classroom.com, www.englishpractice.com.
3) Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas. Pada umumnya, LMS membutuhkan pengguna untuk login sesuai dengan kapasitasnya, admin, guru, siswa, atau tamu. Beberapa LMS menyediakan fasilitas untuk aktivitas chat, forum diskusi, pemberian nilai, dan jurnal. LMS ditawarkan dalam bentuk open source (sumber bebas terbuka) yang biasanya diperoleh dengan gratis dan non-open source (sumber non bebas terbuka) yang biasanya harus dibeli.
4) Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada beberapa freeware yang dapat di-download dari internet, di antaranya Hot Potatoes. Program Hot Potatoes cocok digunakan untuk pelajaran bahasa. Program ini memiliki enam alat pengembang materi yang memungkinkan kita membuat latihan-latihan interaktif berbasis web. Keenam alat tersebut adalah JBC (alat membuat latihan pilihan ganda yang dapat disertai dengan teks bacaan), Jquiz (alat membuat latihan kuis yang membutuhkan siswa menuliskan jawaban), Jmix (alat membuat latihan jumble sentence), Jcross (alat membuat latihan teka-teki silang), JMatch (alat membuat latihan mamadankan/menjodohkan), dan Jcloze (alat membuat latihan cloze di mana siswa mengisikan kata pada tempat yang disediakan). Latihan-latihan tersebut menggunakan JavaScript untuk membuatnya interaktif, dan dapat dijalankan pada Netscape Navigator dan Internet Explorer versi 4 ke atas baik melalui sistem operasi Windows maupun Macintosh.
Meskipun menggunakan JavaScript, pengguna tidak perlu mengetahui JavaScript untuk menggunakan program tersebut. Yang dibutuhkan adalah pengguna memasukkan data dalam bentuk teks, pertanyaan, jawaban, dan sebagainya, selanjutnya program tersebut akan memprosesnya dalam bentuk laman web. Kalau pengguna memiliki situs web, maka latihan-latihan tadi dapat dimasukkan ke situs web tersebut.
5) TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa. Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu, Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas.
Siaran TVE ini dikelola oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom Depdiknas) Jakarta. TVE diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional saat itu Prof. Dr. Malik Fajar dan mulai siaran pada tanggal 12 Oktober 2004. Program yang disiarkan oleh TVE adalah progran formal, program non formal, program informal serta informasi kebijakan-kebijakan pendidikan dan informasi lainnya. Sasaran penontonnya adalah peserta didik dari semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
B. TIK dalam Proses Pembelajaran SMP
Dimasukkannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP telah membuka kesempatan kepada siswa untuk mempelajari komputer dan teknologi internet. Materi internet itu sendiri diajarkan di kelas IX (sembilan) pada semester I dan II dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut :
1. Memahami dasar-dasar pengunaan internet/intranet
Menjelaskan pengertian internet/intranet
Mendeskripsikan dasar-dasar sistem jaringan di Internet/Intranet
Mengenal ukuran kecepatan akses Internet
Mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan dalam akses internet/ intranet
Cara-cara untuk memperoleh sambungan internet/intranet
2. Menggunakan Internet untuk memperoleh informasi
3. Mengakses beberapa situs untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
4. Mengidentifikasi beberapa layanan informasi yang ada di internet
Penerapan pembelajaran berbasis e-learning dipastikan akan membantu siswa untuk lebih menguasai kemampuan dasar internet seperti yang disyaratkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas. Pembelajaran berbasis e-learning dapat memacu siswa untuk mempraktekkan teori penggunaan internet yang didapatkan pada mapel TIK di kelas. Idealnya untuk dapat mengikuti e-learning siswa harus mampu melakukan hal-hal berikut :
a) Membuka sebuah website
b) Mencari informasi di internet
c) Mendownload informasi yang diperlukan
d) Berinteraksi dengan orang lain melalui e-mail maupun media lain
Jika diamati keempat hal di atas adalah inti dari pembelajaran internet di tingkat satuan pendidikan SMP kelas IX. Pada dasarnya mata pelajaran TIK lebih berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa agar mereka mampu untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning. Walaupun tidak menutup kemungkinan materi TIK disampaikan kepada siswa melalui e-learning.
C. Materi Pelajaran Berbasis E-learning di SMP
Prinsip dasar dari e-learning sebenarnya adalah materi pelajaran disampai-kan kepada siswa secara tidak langsung dalam arti pada saat penyampaian materi tidak ada kegiatan tatap muka antara guru dengan siswa. Karena itu, semua materi pelajaran dapat diterapkan dengan metode e-learning ini. Terdapat 3 fungsi E-learning yang dapat membantu kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu :
a. Sebagai suplemen (tambahan)
Peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak. Tidak ada keharusan bagi siswa untuk mengakses materi yang ditampilkan dalam e-learning.
b. Sebagai komplemen (pelengkap)
Materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Fungsi ini lebih ditekankan untuk siswa yang cepat menangkap materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Fungsi e-learning ini bisa dikatakan sebagai sebuah program pengayaan untuk siswa.
c. Sebagai substitusi (pengganti)
Materi e-learning sepenuhnya digunakan sebagai pengganti materi di dalam kelas. Siswa diperkenankan tidak mengikuti pelajaran di kelas tetapi wajib membuka materi yang disampaikan lewat e-learning.
Dari ketiga fungsi e-learning di atas, yang mungkin untuk diterapkan pada saat ini di SMP adalah fungsi suplemen dan komplemen. Sedangkan untuk fungsi substitusi belum atau sepertinya tidak memungkinkan untuk diterapkan di satuan pendidikan setingkat SMP. Penerapan e-learning dalam pembelajaran dapat diaplikasikan pada seluruh mata pelajar, seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan standar kompetensi mendengarkan (skenario pembelajaran dan perangkatnya terlampir).
BAB 3
SIMPULAN
Media sangat membantu guru dan siswa untuk penyampaian informasi, dan hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar.
Pengenalan dan pemanfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar dan bekerja kelak.
Dimasukkannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP telah membuka kesempatan kepada siswa untuk mempelajari komputer dan teknologi internet.
Inti dari pembelajaran internet di tingkat satuan pendidikan SMP kelas IX, dalam mata pelajaran TIK lebih berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa agar mereka mampu untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning.
LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : vii
Standart Kompetensi : Mendengarkan
Memahami tenses dari lagu
Waktu : 2 X 35 menit
Kompetensi Dasar
Mendengarkan lagu yang didengarkan dan mengisi bagian teks yang kosong serta mencari jenis tenses
A.Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat mendengarkan lagu yang didengarkan, dan mengisi bagian teks yang kosong, serta mencari jenis tenses
Karakter siswa yang diharapkan
• Kerja keras dan bersahabat/komunikatif
B. Materi Pokok
• Lagu
C. Pengalaman Belajar
• Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi
o Tanya jawab mengenai materi tenses
o Mengajukan pertanyaan lewat lagu
• Kegiatan Inti:
o Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
Mendengarkan lagu (untuk soal)
Mencari jawaban atas soal
o Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
Menceritakan mengenai isi lagu kepada siswa
o Konfirmasi
Dala kegiatan konfirmasi guru
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
o Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru :
Tanya jawab, diskusi, penugasan
Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar
Siswa diberi tugas untuk mengerjakan teks lagu yang dikosongkan dan mencari tenses nya.
Skenario Proses Pembelajaran
(1) Sesi Pertama
Mengingatkan siswa mengenai sumber materi materi utama dalam proses pembelajaran tenses.
(2) Pertemuan I
(Langkah 1-5)
Membentuk kelompok yang terdiri siswa, menuliskan nama kelompok sudah tersedia, dan menjelaskan secara ringkas proses pembelajaran bahasa Inggris yang akan dilakukan.
Mengedengarkan “lagu”. Bila perlu siswa diberikan kesempatan mengulang/ membaca sumber materi utama terlebih dahulu untuk dapat mengaitkan lagu dengan materi utama tenses.
Memfasilitasi, menstimulasi diskusi kelompok :
Dengan mengembangkan diskusi melalui pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan
Pastikan tidak ada anggota kelompok yang tidak terlibat diskusi
Mengingatkan siswa tentang kewajiban mengisi dan mengumpulkan tugas
SOAL :
I WILL SURVIVE~ by: CAKE
At first i .... afraid
i was petrified
i ... thinking
i ... never live without you by my side
but then i ... so many nights
just thinking how you... ... me wrong
and i ... strong
i ... how to get along
so now you're back
from outer space
i just ... ... to find you here
without the look upon your face
i should have changed my stupid lock
i would have made you leave your key
if I had known for just one second
you... ... ... to bother me
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
.... you the one who ... to break me with desire
... you think ... crumble
... you think ... lay down and die
oh no, not i
i will survive
as long as i know how to love i know i'll be alive
I’ve got all my life to live
I’ve got all my love to give
i will survive
i will survive
yeah, yeah
it ... all the strength i ...
just not to fall apart
i'm trying hard to mend the pieces
of my broken heart
and i ... oh so many nights
just feeling sorry for myself
i used to cry
but now i hold my head up high
and you see me
with somebody new
i'm not that stupid little person still in love with you
Kunci Jawaban:
I WILL SURVIVE~ by: CAKE
at first I was afraid (simple past tense)
I was petrified (past passive voice)
I kept thinking (simple past tense)
Icould never live without you by my side (simple past tense)
but then I spent so many nights (simple past tense)
just thinking how you'did me wrong (simple past tense)
and I grew strong (simple past tense)
I learned how to get along (simple past tense)
so now you're back
from outer space
I just walked in to find you here (simple past tense)
without the look upon your face
I should have changed my stupid lock
i would have made you leave your key
if I had known for just one second
you'd be back to bother me (simple past tense)
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
weren't you the one who tried to break me with desire (simple past tense)
did you think I'd crumble (simple past tense)
did you think I'd lay down and die (simple past tense)
oh no, not I
I will survive
as long as I know how to love I know I'll be alive
I've got all my life to live
I've got all my love to give
Iwill survive
I will survive
yeah, yeah
it took all the strength I had (simple past tense)
just not to fall apart
i'm trying hard to mend the pieces
of my broken heart
and I spent oh so many nights (simple past tense)
just feeling sorry for myself
I used to cry
but now I hold my head up high
and you see me
with somebody new
I'm not that stupid little person still in love with you
and so you thought you'd just drop by (simple past tense)
and you expect me to be free
but nowI’m saving all my loving
for someone who's loving me
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
weren't you the one who tried to break me with desire (simple past tense)
did you think I'd crumble (simple past tense)
did you think I'd lay down and die (simple past tense)
oh no, notI
Iwill survive
as long as i know how to love I know I'll be alive
I've got all my live to live
I've got all my love to give
Ii will survive
I will survive
yeah, yeah
Penerapan TIK dalam Pembelajaran Tingkat SMP
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
BAB I
PENDAHULUAN
Komputer yang merupakan titik awal pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sekarang ini, digunakan bukan hanya untuk satu aspek atau satu bidang tertentu. Kebutuhan manusia dan perkembangan di bidang teknologi dan komunikasi yang sangat pesat memberikan pengaruh pula pada bidang pen-didikan.
Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembahuruan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdam-pak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.
Media sangat membantu guru dan siswa untuk penyampaian informasi, dan hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar. Dengan media, siswa dan guru mudah untuk mengakses informasi, menyampaikan materi, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar, dan sebagainya, tanpa harus membuang waktu untuk hanya sekedar melakukan aktivitas mendengar dan menulis.
Pengenalan dan pemanfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar dan bekerja kelak.
Keperluan akan penguasaan TIK telah diantisipasi oleh pemerintah dalam hal ini oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan dimasukkannya kurikulum TIK dalam kurikulum 2004 dan sekarang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mulai dari pendidikan dasar sampai ke perguruan tinggi. Diharapkan dengan diimplementasikannya kurikulum TIK ini akan meningkatkan kualitas proses pengajaran, kualitas penilaian kemajuan siswa, dan kualitas administrasi sekolah.
Adanya KTSP yang berbasis sekolah memberikan kesempatan seluas luasnya kepada sekolah untuk mengatur segala aktivitas pembelajarannya termasuk media yang digunakan. Dengan TIK, guru dan siswa dapat meman-faatkan soft ware dan hard ware untuk mendukung proses pembelajaran.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. TIK dalam Proses Pembelajaran
Teknologi pendidikan sering dikacaukan dengan istilah teknologi pengajaran. Teknologi pengajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Selanjutnya Sudjana mengatakan bahwa teknologi pengajaran adalah merupakan sebuah konsep yang kompleks sehingga memerlukan definisi yang kompleks pula. Definisi-definisi yang muncul hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan sebab tidak ada satu pun definisi yang lengkap. Teknologi pengajaran merupakan satu himpunan dari proses terintegrasi yang melibatkan manusia, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat di dalam situasi balajar yang memiliki tujuan dan disengaja (Sudjana dan Rivai, 2001).
Inovasi di bidang teknologi terutama teknologi informatika telah membawa paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Tabel 1.
Arah Perubahan Pendidikan
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Baru
1. Teacher centered (terpusat kepada guru)
2. Single media (satu media yg digunakan)
3. Isolated work (bekerja sendiri-sendiri)
4. Information delivery (pengirim informasi)
5. Factual knowledge based-learning (fakta pengetahuan berdasarkan pembelajaran) 1. Students centered (terpusat kepada siswa)
2. Multimedia (beragam media yg digunakan)
3. Collaborative work (kerja sama)
4. Information exchange (pertukaran informasi)
5. Critical thinking and informed decision making (berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan informasi)
(Indrianto, 2006)
Multimedia yang dimaksud dalam konteks paradigma baru diasumsikan sebagai penggunaan banyak media (teks, grafis, gambar, foto, audio, animasi dan video) atau paling tidak bermakna lebih dari satu media, yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran secara bersama-sama guna mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. Jadi multimedia pembelajaran bisa dijabarkan sebagai:
Adanya lebih dari satu media yang konvergen;
Interaktif;
Mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian nipa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain,
Memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin;
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk: mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri;
Memperhatikan bahwa peserta didik mengikuti suatu urutan yang koheren dan terkendalikan;
Memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam bentuk respon baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain-lain.
Sementara itu program multimedia sebagai media pembelajaran yang juga merupakan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) bisa dikelom-pokkan dalam format penyampaian pesannya (Hardjito, 2004) sebagai berikut:
1. Tutorial
Program ini merupakan program yang dalam penyampaian materinya dilakukan secara tutorial, sebagaimana layaknya tutorial yang dilakukan oleh guru atau instruktur. Informasi yang berisi suatu konsep disajikan dengan teks, gambar baik diam atau bergerak, dan grafik. Pada saat yang tepat yaitu ketika dianggap bahwa pengguna telah membaca, menginterpretasi, dan menyerap konsep itu diajukan serangkaian pertanyaan atau tugas. Jika jawaban atau respon pengguna benar, kemudian dilanjutkan dengan materi berikutnya. Jika jawaban atau respon pengguna salah, maka pengguna harus mengulang memahami konsep tersebut secara keseluruhan ataupun pada bagian-bagian tertentu saja (remedial). Kemudian pada bagian akhir biasanya akan diberikan serangkaian pertanyaan yang merupakan tes untuk mengukur tingkat pemahaman pengguna atas konsep atau materi yang disampaikan.
2. Drill and practice
Format ini dimaksudkan untuk melatih pengguna sehingga memiliki kemahiran dalam suatu keterampilan atau memperkuat penguasaan suatu konsep. Program menyediakan serangkaian soal atau pertanyaan yang biasanya ditam-pilkan secara acak sehingga setiap kali digunakan maka soal atau pertanyaan yang tampil selalu berbeda, atau paling tidak dalam kombinasi yang berbeda. Program ini dilengkapi dengan jawaban yang benar lengkap dengan penjelasannya sehingga diharapan pengguna akan bisa pula memahami suatu konsep tertentu. Pada bagian akhir, pengguna bisa melihat skor akhir yang dia capai, sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam memecahkan soal-soal yang diajukan.
3. Simulasi
Program multimedia dengan format ini mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan pesawat terbang di mana pengguna seolah-olah melakukan aktivitas menerbangkan pesawat terbang, menjalankan usaha kecil, atau pengendaiian pembangkit listrik tenaga nukiïr dan lain-lain. Pada dasmya format ini mencoba memberikan pengalaman masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat akan jatuh atau menabrak, perusahaan akan bangkrut, atau terjadi malapetaka nuklir.
4. Percobaan atau eksperimen
Format ini mirip dengan format simulasi, namun lebih ditujukan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat eksperimen, seperti kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia. Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut. Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau fenomena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut.
5. Permainan
Tentu saja bentuk permainan yang disajikan di sini tetap mengacu pada proses pembelajaran, dan dengan program multimedia berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar sambil bermain. Dengan demikian pengguna tidak merasa bahwa mereka sesungguhnya sedang mempelajari suatu konsep.
Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Ada beberapa perangkat lunak/ fasilitas TIK yang digunakan sebagai media pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
1) CD-ROM
CD ROM adalah disket optik berdiameter 4.75 inchi yang digunakan sebagai media untuk menyimpan informasi dalam jumlah yang cukup besar (+ 600 MB), yang dapat diakses dan dibaca di monitor, atau dicetak melalui printer. CD dapat menyimpan informasi dalam berbagai bentuk, seperti: teks, gambar, presentasi, slide, audio dan video. Dalam kaitannya dengan pem-belajaran, sudah cukup banyak materi pembelajaran yang disimpan dalam bentuk CD-Rom dan mudah didapatkan di pasaran. Kontennya juga cukup bervariasi dari berbagai bidang ilmu. Penyajian materi pada umumnya lebih interaktif. Pustekom Jakarta telah banyak memproduksi CD pembelajaran dan didistribusikan ke sekolah-sekolah.
Beberapa contoh CD dengan materi interaktif adalah Longman Interactive English Dictionary (ISBN 0 5 822 3694 0), Encyclopedia Britanica, Compton’s Interactive Encyclopedia, dan Learn to Speak English.
2) Internet
Internet adalah jaringan internasional yang mengkoneksikan ribuan bahkan jutaan komputer dengan muatan isi yang beragam, seperti pendidikan, pemerin-tahan, bisnis, budaya, dan teknologi. Jaringan internet ini memungkinkan individu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya melalui komputer dari berbagai belahan dunia dengan biaya yang cukup terjangkau. Beberapa fasilitas dan aktivitas internet yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran adalah email, forum diskusi, web browsing, dan chatroom. Email adalah fasilitas internet yang digunakan untuk berkorespondensi, mengirim dan menerima surat, gambar, suara, dan video. Dengan fasilitas ini, guru dapat mengirim tugas kepada siswa, dan sebaliknya siswa dan menyetor tugasnya. Bahkan pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa memanfaatkan fasilitas ini untuk mengkonsultasikan tugas akhirnya dan koreksi dapat secara langsung dilakukan oleh dosen pada naskah tugas akhir yang dikirim oleh mahasiswanya.
Guru atau siswa dapat pula menggunakan fasilitas ini untuk mengikuti milis (mailing list) sesuai bidang yang diminati, misalnya budaya, teknologi informasi,dan sains. Web browsing adalah kegiatan penelusuran sumber informasi yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa saat ini sumber informasi yang terkaya dan terkini adalah internet. Beberapa bentuk sumber informasi yang dapat diperoleh antara lain adalah buku elektronik (e-book), jurnal, majalah, surat kabar, artikel, materi pembelajaran siap pakai, rencana pembelajaran, gambar, suara, video, dan laporan hasil penelitian. Dengan kata lain, internet dapat dianggap sebagai perpustakaan elektronik (e-library). Oleh sebab itu, kehadiran internet ini seyogyanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh guru untuk memperkaya sumber bahan ajarnya.
Ada dua cara yang umum orang lakukan dalam menelusur informasi di internet, yakni memasukkan alamat situs pada address bar atau memasukkan kata kunci pada bagian pencarian search engine. Berikut ini adalah beberapa alamat situs search engine dan situs web tertentu yaitu: www.yahoo.com, www.google.co.id, www.classroom.com, www.englishpractice.com.
3) Sistem Manajemen Pembelajaran
Sistem manajemen pembelajaran yang dikenal dengan istilah Learning Management System (LMS) merupakan perangkat lunak dalam bentuk portal pembelajaran. Pada umumnya LMS menyediakan ruang bagi guru untuk menyimpan materi (upload) berikut tugas yang diberikan kepada siswa. Di lain pihak, LMS ini juga menyediakan ruang kepada siswa untuk mengerjakan atau menyetor tugas. Pada umumnya, LMS membutuhkan pengguna untuk login sesuai dengan kapasitasnya, admin, guru, siswa, atau tamu. Beberapa LMS menyediakan fasilitas untuk aktivitas chat, forum diskusi, pemberian nilai, dan jurnal. LMS ditawarkan dalam bentuk open source (sumber bebas terbuka) yang biasanya diperoleh dengan gratis dan non-open source (sumber non bebas terbuka) yang biasanya harus dibeli.
4) Authoring Program/Template Pengembangan Bahan Ajar
Authoring Program adalah template yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar. Program ini dapat dalam bentuk freeware (perangkat gratis) atau paket yang harus dibeli. Keuntungannya adalah guru dapat mengembangkan materinya sendiri sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada beberapa freeware yang dapat di-download dari internet, di antaranya Hot Potatoes. Program Hot Potatoes cocok digunakan untuk pelajaran bahasa. Program ini memiliki enam alat pengembang materi yang memungkinkan kita membuat latihan-latihan interaktif berbasis web. Keenam alat tersebut adalah JBC (alat membuat latihan pilihan ganda yang dapat disertai dengan teks bacaan), Jquiz (alat membuat latihan kuis yang membutuhkan siswa menuliskan jawaban), Jmix (alat membuat latihan jumble sentence), Jcross (alat membuat latihan teka-teki silang), JMatch (alat membuat latihan mamadankan/menjodohkan), dan Jcloze (alat membuat latihan cloze di mana siswa mengisikan kata pada tempat yang disediakan). Latihan-latihan tersebut menggunakan JavaScript untuk membuatnya interaktif, dan dapat dijalankan pada Netscape Navigator dan Internet Explorer versi 4 ke atas baik melalui sistem operasi Windows maupun Macintosh.
Meskipun menggunakan JavaScript, pengguna tidak perlu mengetahui JavaScript untuk menggunakan program tersebut. Yang dibutuhkan adalah pengguna memasukkan data dalam bentuk teks, pertanyaan, jawaban, dan sebagainya, selanjutnya program tersebut akan memprosesnya dalam bentuk laman web. Kalau pengguna memiliki situs web, maka latihan-latihan tadi dapat dimasukkan ke situs web tersebut.
5) TV Edukasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi membawa pergeseran sistem pembelajaran menjadi berorientasi pada siswa. Dalam kondisi seperti ini, siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk itu, Departemen Pendidikan Nasional telah menyediakan salah satu sumber belajar dalam bentuk siaran televisi pendidikan, yang diberi nama Televisi Edukasi berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, Televisi Edukasi adalah medium yang sangat bagus untuk membagi informasi dan bahan pendidikan kepada masyarakat secara luas.
Siaran TVE ini dikelola oleh Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom Depdiknas) Jakarta. TVE diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional saat itu Prof. Dr. Malik Fajar dan mulai siaran pada tanggal 12 Oktober 2004. Program yang disiarkan oleh TVE adalah progran formal, program non formal, program informal serta informasi kebijakan-kebijakan pendidikan dan informasi lainnya. Sasaran penontonnya adalah peserta didik dari semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat.
B. TIK dalam Proses Pembelajaran SMP
Dimasukkannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP telah membuka kesempatan kepada siswa untuk mempelajari komputer dan teknologi internet. Materi internet itu sendiri diajarkan di kelas IX (sembilan) pada semester I dan II dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut :
1. Memahami dasar-dasar pengunaan internet/intranet
Menjelaskan pengertian internet/intranet
Mendeskripsikan dasar-dasar sistem jaringan di Internet/Intranet
Mengenal ukuran kecepatan akses Internet
Mengidentifikasi perangkat keras yang digunakan dalam akses internet/ intranet
Cara-cara untuk memperoleh sambungan internet/intranet
2. Menggunakan Internet untuk memperoleh informasi
3. Mengakses beberapa situs untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
4. Mengidentifikasi beberapa layanan informasi yang ada di internet
Penerapan pembelajaran berbasis e-learning dipastikan akan membantu siswa untuk lebih menguasai kemampuan dasar internet seperti yang disyaratkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar di atas. Pembelajaran berbasis e-learning dapat memacu siswa untuk mempraktekkan teori penggunaan internet yang didapatkan pada mapel TIK di kelas. Idealnya untuk dapat mengikuti e-learning siswa harus mampu melakukan hal-hal berikut :
a) Membuka sebuah website
b) Mencari informasi di internet
c) Mendownload informasi yang diperlukan
d) Berinteraksi dengan orang lain melalui e-mail maupun media lain
Jika diamati keempat hal di atas adalah inti dari pembelajaran internet di tingkat satuan pendidikan SMP kelas IX. Pada dasarnya mata pelajaran TIK lebih berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa agar mereka mampu untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning. Walaupun tidak menutup kemungkinan materi TIK disampaikan kepada siswa melalui e-learning.
C. Materi Pelajaran Berbasis E-learning di SMP
Prinsip dasar dari e-learning sebenarnya adalah materi pelajaran disampai-kan kepada siswa secara tidak langsung dalam arti pada saat penyampaian materi tidak ada kegiatan tatap muka antara guru dengan siswa. Karena itu, semua materi pelajaran dapat diterapkan dengan metode e-learning ini. Terdapat 3 fungsi E-learning yang dapat membantu kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu :
a. Sebagai suplemen (tambahan)
Peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan e-learning atau tidak. Tidak ada keharusan bagi siswa untuk mengakses materi yang ditampilkan dalam e-learning.
b. Sebagai komplemen (pelengkap)
Materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Fungsi ini lebih ditekankan untuk siswa yang cepat menangkap materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Fungsi e-learning ini bisa dikatakan sebagai sebuah program pengayaan untuk siswa.
c. Sebagai substitusi (pengganti)
Materi e-learning sepenuhnya digunakan sebagai pengganti materi di dalam kelas. Siswa diperkenankan tidak mengikuti pelajaran di kelas tetapi wajib membuka materi yang disampaikan lewat e-learning.
Dari ketiga fungsi e-learning di atas, yang mungkin untuk diterapkan pada saat ini di SMP adalah fungsi suplemen dan komplemen. Sedangkan untuk fungsi substitusi belum atau sepertinya tidak memungkinkan untuk diterapkan di satuan pendidikan setingkat SMP. Penerapan e-learning dalam pembelajaran dapat diaplikasikan pada seluruh mata pelajar, seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan standar kompetensi mendengarkan (skenario pembelajaran dan perangkatnya terlampir).
BAB 3
SIMPULAN
Media sangat membantu guru dan siswa untuk penyampaian informasi, dan hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar.
Pengenalan dan pemanfaatan TIK kepada siswa bertujuan agar siswa memiliki bekal pengetahuan dan pengalaman, sehingga dapat memanfaatkannya secara efektif dalam kegiatan belajar dan bekerja kelak.
Dimasukkannya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SMP telah membuka kesempatan kepada siswa untuk mempelajari komputer dan teknologi internet.
Inti dari pembelajaran internet di tingkat satuan pendidikan SMP kelas IX, dalam mata pelajaran TIK lebih berperan sebagai pembuka jalan bagi siswa agar mereka mampu untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-learning.
LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : vii
Standart Kompetensi : Mendengarkan
Memahami tenses dari lagu
Waktu : 2 X 35 menit
Kompetensi Dasar
Mendengarkan lagu yang didengarkan dan mengisi bagian teks yang kosong serta mencari jenis tenses
A.Tujuan Pembelajaran
• Siswa dapat mendengarkan lagu yang didengarkan, dan mengisi bagian teks yang kosong, serta mencari jenis tenses
Karakter siswa yang diharapkan
• Kerja keras dan bersahabat/komunikatif
B. Materi Pokok
• Lagu
C. Pengalaman Belajar
• Kegiatan Awal :
Apersepsi dan Motivasi
o Tanya jawab mengenai materi tenses
o Mengajukan pertanyaan lewat lagu
• Kegiatan Inti:
o Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
Mendengarkan lagu (untuk soal)
Mencari jawaban atas soal
o Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
Menceritakan mengenai isi lagu kepada siswa
o Konfirmasi
Dala kegiatan konfirmasi guru
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
o Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru :
Tanya jawab, diskusi, penugasan
Siswa dan guru mengadakan refleksi tentang proses dan hasil belajar
Siswa diberi tugas untuk mengerjakan teks lagu yang dikosongkan dan mencari tenses nya.
Skenario Proses Pembelajaran
(1) Sesi Pertama
Mengingatkan siswa mengenai sumber materi materi utama dalam proses pembelajaran tenses.
(2) Pertemuan I
(Langkah 1-5)
Membentuk kelompok yang terdiri siswa, menuliskan nama kelompok sudah tersedia, dan menjelaskan secara ringkas proses pembelajaran bahasa Inggris yang akan dilakukan.
Mengedengarkan “lagu”. Bila perlu siswa diberikan kesempatan mengulang/ membaca sumber materi utama terlebih dahulu untuk dapat mengaitkan lagu dengan materi utama tenses.
Memfasilitasi, menstimulasi diskusi kelompok :
Dengan mengembangkan diskusi melalui pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan
Pastikan tidak ada anggota kelompok yang tidak terlibat diskusi
Mengingatkan siswa tentang kewajiban mengisi dan mengumpulkan tugas
SOAL :
I WILL SURVIVE~ by: CAKE
At first i .... afraid
i was petrified
i ... thinking
i ... never live without you by my side
but then i ... so many nights
just thinking how you... ... me wrong
and i ... strong
i ... how to get along
so now you're back
from outer space
i just ... ... to find you here
without the look upon your face
i should have changed my stupid lock
i would have made you leave your key
if I had known for just one second
you... ... ... to bother me
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
.... you the one who ... to break me with desire
... you think ... crumble
... you think ... lay down and die
oh no, not i
i will survive
as long as i know how to love i know i'll be alive
I’ve got all my life to live
I’ve got all my love to give
i will survive
i will survive
yeah, yeah
it ... all the strength i ...
just not to fall apart
i'm trying hard to mend the pieces
of my broken heart
and i ... oh so many nights
just feeling sorry for myself
i used to cry
but now i hold my head up high
and you see me
with somebody new
i'm not that stupid little person still in love with you
Kunci Jawaban:
I WILL SURVIVE~ by: CAKE
at first I was afraid (simple past tense)
I was petrified (past passive voice)
I kept thinking (simple past tense)
Icould never live without you by my side (simple past tense)
but then I spent so many nights (simple past tense)
just thinking how you'did me wrong (simple past tense)
and I grew strong (simple past tense)
I learned how to get along (simple past tense)
so now you're back
from outer space
I just walked in to find you here (simple past tense)
without the look upon your face
I should have changed my stupid lock
i would have made you leave your key
if I had known for just one second
you'd be back to bother me (simple past tense)
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
weren't you the one who tried to break me with desire (simple past tense)
did you think I'd crumble (simple past tense)
did you think I'd lay down and die (simple past tense)
oh no, not I
I will survive
as long as I know how to love I know I'll be alive
I've got all my life to live
I've got all my love to give
Iwill survive
I will survive
yeah, yeah
it took all the strength I had (simple past tense)
just not to fall apart
i'm trying hard to mend the pieces
of my broken heart
and I spent oh so many nights (simple past tense)
just feeling sorry for myself
I used to cry
but now I hold my head up high
and you see me
with somebody new
I'm not that stupid little person still in love with you
and so you thought you'd just drop by (simple past tense)
and you expect me to be free
but nowI’m saving all my loving
for someone who's loving me
oh now go,
walk out the door
just turn around now
you're not welcome anymore
weren't you the one who tried to break me with desire (simple past tense)
did you think I'd crumble (simple past tense)
did you think I'd lay down and die (simple past tense)
oh no, notI
Iwill survive
as long as i know how to love I know I'll be alive
I've got all my live to live
I've got all my love to give
Ii will survive
I will survive
yeah, yeah
Langganan:
Postingan (Atom)