Kisah Abu Nawas kali ini akan menyajikan kisah tentang sosok Abu Nawas yang ditunjuk oleh Raja untuk menjadi petugas pajak.
Abu Nawas pun tak pernah menyangka kalau dirinya akan ditunjuk menjadi penghitung pajak kerajaan.
Hal ini terjadi setelah petugas pajak yang lama tidak becus menghitung hasil pajak kerajaan.
Al Kisah...
Pada
suatu waktu, kerajaan mengalami krisis ekonomi yang buruk, karena
pendapatan kerajaan yang berasal dari pajak tidak mampu memenuhi target
yang telah ditetapkan oleh Raja.
Akibatnya banyak fasilitas umum dan bangunan kerajaan rusak tak ada biaya untuk memperbaikinya.
Kondisi
kerajaan yang krisis ini membuat Raja geram, karena bagaimana tidak,
kerajaan telah beberapa kali memenangkan peperangna dan memiliki wilayah
makin luas akan tetapi krisis malah muncul dari pajak.
Akhirnya
diadakanlah pertemuan, dimana semua punggawa kerajaan hadir dengan
membawa berbagai kertas laporan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Bahkan ada yang kertas laporannya berserakan di lantai juga.
Raja memulai pembicaraan.
"Bagaimana
mungkin kerajaanku ini memiliki infrastruktur yang rusak cukup parah,
kenapa hasil pertanian sangat menurun, padahal tanah disini cukup subur
untuk bercocok tanam," semprot Sang Raja.
Semua terdiam oleh bentakan Raja tersebut.
Pejabat yang hadir tak mampu menjawab pertanyaan sang raja dan hanya meyerahkan setumpuk laporan kerja.
Karena
marah, raja pun akhirnya merobek-robek kertas laporan yang diajukan
oleh punggawanya tersebut, malah ada yang disuruh untuk memakan kertas
itu.
(red:jangan begitu jadi pimpinan, tidak bijak).
Abu Nawas yang juga hadir dalam pertemuan tersebut juga tak mampu berbuat banyak oleh bentakan sang raja.
Namun,
sesaat kemudian sang raja memerintahkan Abu Nawas yang telah
dipercayanya untuk menggantikan paa petugas pajak untuk menghitung
penerimaan pajak kerajaan.
Dalam kondisi tertekan, akhirnya ABu Nawas pun memenuhi perintah Baginda Raja.
Catatan Roti.
Semua
punggawa lain terheran-heran dengan ulah Abu Nawas ini, bagaimana
tidak, semuanya sangat tertekan, Abu Nawas malah membawa sepotong roti
ke hadapan Baginda Raja.
"Apakah dirimu akan menyuapku dengan roti itu, wahai ABu Nawas," bentak Sang Raja.
"Bukan
begitu Paduka Raja yang mulia, laporan keuangan yang saya kerjakan
semuanya tercatat pada roti ini," jawab Abu Nawas enteng.
"Apakah maksudmu, kau jangan mencoba berpura-pura gila dihadapanku," bentak Baginda Raja dengan kesal.
"Paduka,
usiaku sudah cukup lanjut, aku tidak akan kuat makan kertas-kertas
laporan yang nantinya Anda sobek dan menyuruhku untuk memakannya.
jadi semua laporan keuangannya aku pindahkan pada roti ini," jawab Abu Nawas.
Sebuah teguran yang sangat halus dari Abu Nawas agar Baginda Raja lebih bijaksana dalam memimpin kerajaan.
Sejak
saat itu pula, Baginda Raja tersadar bahwa tindakannya tidak benar dan
sangat keterlaluan, karena harus menyuruh memakan kertas laporan dari
pejabat-pejabatya.
Bersama dengan para cendekiawan kerajaan lain,
akhirnya Raja merumuskan perundang-undangan perpajakan yang lebih
memihak kepada rakyat.
(red:Bayangkan saja kalau kita tidak bekerja, pengangguran tap harus dkenai pajak penghasilan, jangan sampailah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar