Kali ini saya akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul
dalam diskusi-diskusi mengenai psikologi pendidikan, yang erat kaitannya
dengan proses pembelajaran guru dilapangan. Bukannya mau menggurui,
kebetulan pertanyaan ini di ampu oleh dosen saya ibu DR Unifah Rosyidi
(thanks bu berkat ibu saya lebih merasa “lebih”).
Bagaimana seharusnya peran guru dalam mengawinkan
(menjembatani) pendekatan pedagogic tradisional yang progresif
(bersifat student center) dengan pendekatan pedagogic transformasional
(bersifat cultural base) dalam proses pembelajaran yang menjadikan siswa bermakna bagi dirinya dan juga bagi lingkungannya.
jawab:
Kita tahu bahwa teori pendidikan selalu berkembang dari waktu ke
waktu. Setiap periode tertentu muncul gagasan baru mengenai konsep
pendidikan. Gagasan-gagasan itu bisa saling mendukung tetapi juga ada
yang saling bertentangan. Dalam perjalanannya, para ahli mengkotakkan
berbagai teori pendidikan itu ke dalam dua kelompok besar, yaitu
pedagogik tradisional dan pedagogik modern. Namun pada dasarnya semua
teori tentang pendidikan bertujuan sama, yaitu ingin menciptakan
pendidikan yang lebih meningkat, lebih bermutu, dan lebih memartabatkan
manusia.Penggabungan dua pendagogik ini (pedagogic tradisional yang
progresif dan pendekatan pedagogic transformasional) disebut pedagogic
Transformatif.
Pedagogik transformatif muncul untuk menjawab pertanyaan masyarakat
mengenai banyaknya asumsi tentang pendidikan. Di kalangan masyarakat
menggema pertanyaan tentang pelaksanaan pendidikan anak-anak mereka,
yaitu belajar yang baik itu di sekolah yang mana, guru yang baik itu
guru yang bagaimana, memperlakukan anak di rumah itu harus bagaimana,
dan seterusnya. Sebaliknya kalangan guru atau pendidik juga memendam
beberapa pertanyaan yang tak kalah sulit menjawabnya, yaitu mengajar
yang baik itu bagaimana, apakah saya merupakan guru yang baik, bagaimana
memperlakukan anak yang tepat di sekolah, dan seterusnya.
- Pendidikan merupakan usaha memanusiakan manusia.
- Peserta didik tidak terisolasi dari lingkungan sosialnya. Peserta didik adalah manusia sosial yang berinteraksi dengan manusia lain dan kebudayaan di sekitarnya.
- Peserta didik adalah subjek belajar yang memiliki karakteristik, gaya belajar, dan minat terhadap berbagai hal yang apabila digali potensinya dapat dimanfaatkan bagi keluhuran martabatnya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
- Sebagai bagian dari masyarakat, peserta didik berhak mewujudkan kemampuannya untuk meraih martabat yang luhur dan berhak ikut berpartisipasi sebagai penggerak budaya atau perubahan bagi masyarakatnya.
Menurut saya sikap guru dalam melihat pedagogik tansformatif ini adalah :
Guru harus bersikap adaptif terhadap tantangan zaman
Ini disebabkan karena zaman akan selalu berubah, zaman seorang guru dulunya adalah sangat berbeda dengan zaman siswanya
kini, maka seorang guru harus dapat mudah beradaptasi akan lingkungan
dan perekembangan yang baru. Pada kasus belakangan ini internet ternyata
banyak menjadi sorotan kenakalan siswa,
maka guru juga harus “update” dengan teknologi ini. Bergesernya kasus
tawuran pelajar dengan kenakalan dunia maya harus menjadi catatan
penting bahwa zaman itu memang “bergerak”.
Mengubah gaya mengajar
Karena perubahan zaman maka cara mengajar pun harus dilihat sebagai alternative dalam mendidik siswa. Hasil-hasil penelitian tentang neosaintik, multiple intelligence dll membawa perubahan baru dalam pendekatan siswa,
termasuk penggunaan bahan ajar yang harus membuat guru makin “kreatif”.
Pendekan yang humanistic dan perkembangan teknologi baru adalah syarat
wajib seorang guru untuk melakukan revolusi dalam gaya mengajar.
Bermitra dengan siswa
Memang terdengar sangat romantic, tapi inilah bentuk baru dalam interaksi guru dan siswa, dengan membangun relasi yang positif terhadap siswa maka bukan berarti siswa tidak
hormat terhadap guru, justru jika dilakukan dengan benar maka akan
menjadi sebuah kesinergisan dalam proses belajar mengajar. Ini sangat
tepat dalam menjembatani sikap tradisional Indonesia bahwa sikap hormat
menghormati antara guru dan siswa menjadi pakem di negeri kita , tapi pakem ini bukan berarti sikap gila hormat seorang guru terhadap siswa. Ber”partner” dengan siswa membuka gerakan baru dalam belajar bahwa mengajar harus dalam posisi “seimbang” guru harus menjadi “pembantu” siswa dalam mengajar.
Dalam
psikologi pendidikan, kita mengenal aliran behavioristik, humasistik,
dan kognitif. bagaimana menjadikan guru yang kompeten dan efektif
(profesional), kaitannya dengan ketiga pendekatan tersebut.
Jawab:
Di sinilah arti penting psikologi pendidikan bagi guru.
Kemampuan memahami tingkah laku belajar anak didiknya akan memberi
penjelasan bahwa anak sedang dalam keadaan belajar dengan baik atau
tidak. Pemahaman ini akan dapat mengukur kemampuan belajar dan kemampuan
menerima materi pelajaran bagi para siswanya.
Dengan banyaknya aliran dalam pendidikan seharusnya guru mampu mengolah
semua kekurangan dan kelebihan di beberapa aliran tersebut.
Guru juga tidak boleh terlalu fanatik dalam sebuah aliran atau
terlalu antipasti dalam menyikapi aliran pendidikan. Karena pada intinya
guru adalah seorang ”Komposer” yang mampu meramu okestra pendidikan
yang lebih baik dengan menggabungkan semua fenomena alian tersebut
sehingga tercipta alunan “music” yang baik atau dalam kasus ini
penanganan murid yang baik.
Karena pada intinya perbedaan murid yang “kompleks” tidak hanya bisa
diselesaikan dalam pandangan aliran tertentu saja. Kadang ada saja murid
yang cocok dengan aliran tertentu. Inilah yang membuat guru seharusnya
“kaya” akan segala metode pendidikan. Disinilah juga pentingnya guru
harus memahami psikologi pendidikan.
Saya sepakat dengan apa yang dikatakan Sudrajat di dalam tulisannya, ia menuliskan beberapa manfaat psikologi pendidikan bagi seorang guru yaitu :
Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru
akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang
dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha
mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan
mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan
guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan
sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan
individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang
sedang dialami siswanya.
Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya.
Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat
memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses
hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk
melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa
pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan
mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun
motivator belajar
Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang
kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai
memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif
di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian
“Dengan ketujuh tips dan manfaat tersebut kemungkinan besar
masalah-masalah dalam pembelajaran dapat diminimalisir lalu juga
berbagai pendekatan aliran pendidikan dapat dipadukan secara efektif dan
elegan, sehingga terciptalah pendidikan manusia yang paripurna tanpa
harus fanatik dalam satu aliran tertentu.”
diambil dari beberapa sumber…semoga berguna kawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar