Si Gembala Pembohong |
Cerita Anak - Cerita Umum | |
Di suatu desa ada seorang anak gembala. Setiap hari dia menggembalakan kambingnya di padang rumput agak jauh dari desa. Si Gembala itu anak yang nakal. Dia suka berbuat usil
dengan teman-temannya. Pada suatu hari yang panas, dia sedang
menggembala kambing-kambingnya di sebuah padang rumput, tak jauh dari
desanya. Di kelompok lain, kambing-kambing orang-orang desa digembalakan
juga, meski tidak ada yang menjaganya. Tiba-tiba, dia punya ide jahat
untuk membohongi warga desa. Kemudian dia berteriak keras, "Ada
serigala! Ada serigala! Tolong... tolong...tolong!" "Serigala mau makan
kambing-kambing kita." Dia berharap warga desa mendengar teriakannya dan
segera berlari ke arah padang rumput. Warga desa yang mendengar teriakan anak itu segera berlari ke padang rumput untuk menyelamatkan kambing-kambing mereka. Namun ketika mereka sampai, ternyata tidak ada serigala. Hanya anak gembala itu yang tertawa terpingkal-pingkal melihat warga desa yang telah dibohonginya. Keesokan harinya, anak gembala tersebut mengulangi tipuannya. Dia berteriak lebih keras dari sebelumnya, “ada serigala…. Ada serigala… kambing-kambing kita mau dimakan… Warga desa kembali bergegas hendak menyelamatkan kambing-kambing mereka. Anak gembala itu kembali tertawa terpingkal-pingkal. Sampai pada suatu hari, segerombolan serigala benar-benar datang menghampiri kambing-kambing anak gembala itu. Si anak gembala begitu ketakutan dan segera berteriak keras sekali, "Tolooong... toloooong, ada serigala mau makan kambing kambing ku, tolong!" Para warga desa mendengar teriakan anak gembala itu. Namun mereka diam saja, dikira pasti itu tipuan anak gembala itu lagi. Maka mereka diam saja di desa meneruskan pekerjaan mereka. Malang si anak gembala, semua kambingnya habis dimakan serigala. Begitulah nasib yang menimpa anak yang sering berbohong: bahkan berkata benar pun tidak ada orang yang akan percaya. Pesan Moral : Jangan suka berbohong pada orang lain, karena jika sering berbohong maka orang lain akan menjadi tidak percaya dengan perkataan kita. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar