Pembelajaran holistik (holistic learning)
adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman informasi
dan mengkaitkannya dengan topik-topik lain sehingga terbangun kerangka
pengetahuan. Dalam pembelajaran holistik, diterapkan prinsip bahwa siswa
akan belajar lebih efektif jika semua aspek pribadinya (pikiran, tubuh
dan jiwa) dilibatkan dalam pengalaman siswa.
Pembelajaran holistik dapat dilaksanakan dengan 2 macam metode:- Belajar melalui keseluruhan bagian otak: Bahan palajaran dipelajari dengan melibatkan sebanyak mungkin indera; juga melibatkan berbagai tingkatan keterlibatan, yaitu: indera, emosional, dan intelektual.
- Belajar melalui kecerdasan majemuk (multiple intelligences): Siswa mempelajari materi pelajaran dengan menggunakan jenis kecerdasan yang paling menonjol dalam dirnya.
- Mengajukan pertanyaan: Siswa menanyakan beberapa hal seperti: [1] Apa yang sedang dipelajari? [2] Apa hubungannya dengan topik-topik lain dalam bab yang sama? [3] Apa hubungannya dengan topik-topik lain dalam mata pelajaran yang sama? [4] Adakah hubungannya dengan topik-topik dalam mata pelajaran lain? [5] Adakah hubungannya dengan sesuatu dalam kehidupan sehari-hari?
- Memvisualkan informasi: Guru mengajak siswa untuk menyajikan informasi dalam bentuk gambar, diagram, atau sketsa. Objek atau situasi yang terkait dengan informasi disajikan dalam gambar; sedangkan hubungan informasi itu dengan topik-topik lain dinyatakan dengan diagram. Gambar atau diagram tidak harus indah atau tepat, yang penting bisa mewakili apa yang dibayangkan oleh siswa. Jadi gambar atau diagram dapat berupa sketsa atau coretan kasar. Setelah siswa memvisualkan informasi, mereka dapat diminta menerangkan maksud gambar, diagram, atau sketsa yang dibuatnya.
- Merasakan informasi: Jika informasi tidak dapat atau sukar divisualkan, siswa dapat menangkapnya dengan menggunakan indera lainnya. Misalnya dengan meraba, mengecap, membau, mendengar, atau memperagakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar